Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (24/4/2018) bergerak melemah sebesar 18 poin menjadi Rp13.892 dibanding posisi sebelumnya Rp13.874 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (25/4/2018) mengatakan bahwa dolar AS kembali mengalami apresiasi terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul meningkatnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
"Imbasl hasil obligasi AS yang meningkat seiring perkiraan akan dinaikannya tingkat suku bunga The Fed," kata Reza Priyambada.
Kendati demikian, lanjut dia, fluktuasi rupiah relatif masih terjaga menyusul langkah Bank Indonesia yang melakukan intervensi untuk mencegah pelemahan nilai tukar lebih dalam.
"Diharapkan, fundamental ekonomi nasional yang kondusif dapat dijadikan momentum bagi pasar untuk kembali melakukan akumulasi terhadap aset berbasis rupiah," katanya.
Sementara itu, ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan pelaku pasar mulai mempertimbangkan kemungkinan Bank Sentral AS atau the Fed menaikkan suku bunganya dua hingga tiga kali lagi pada tahun ini, dari posisi saat ini 1,5-1,75 persen..
"Naiknya imbal hasil obligasi AS dikawatirkan membuat The Fed menaikkan suku bunganya dalam pertemuan FOMC pada 1-2 Mei mendatang," katanya. (Antara)
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (24/4/2018) bergerak melemah sebesar 18 poin menjadi Rp13.892 dibanding posisi sebelumnya Rp13.874 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (25/4/2018) mengatakan bahwa dolar AS kembali mengalami apresiasi terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul meningkatnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
"Imbasl hasil obligasi AS yang meningkat seiring perkiraan akan dinaikannya tingkat suku bunga The Fed," kata Reza Priyambada.
Kendati demikian, lanjut dia, fluktuasi rupiah relatif masih terjaga menyusul langkah Bank Indonesia yang melakukan intervensi untuk mencegah pelemahan nilai tukar lebih dalam.
"Diharapkan, fundamental ekonomi nasional yang kondusif dapat dijadikan momentum bagi pasar untuk kembali melakukan akumulasi terhadap aset berbasis rupiah," katanya.
Sementara itu, ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan pelaku pasar mulai mempertimbangkan kemungkinan Bank Sentral AS atau the Fed menaikkan suku bunganya dua hingga tiga kali lagi pada tahun ini, dari posisi saat ini 1,5-1,75 persen..
"Naiknya imbal hasil obligasi AS dikawatirkan membuat The Fed menaikkan suku bunganya dalam pertemuan FOMC pada 1-2 Mei mendatang," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat di Jumat Sore, Didorong Surplus Transaksi Berjalan
-
Data Neraca Transaksi Berjalan Positif, Bagaimana Nasib Dolar AS di Pasar Domestik?
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
-
Rupiah Lesu Lawan Dolar AS, Karena The Fed Galau Soal Suku Bunga Acuan
-
Rupiah Kembali Merosot Sentuh Level Rp 16.748 per Dolar Amerika
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Baru 3,18 Juta Akun Terdaftar, Kemenkeu Wajibkan ASN-TNI-Polri Aktivasi Coretax 31 Desember
-
BUMN-Swasta Mulai Kolaborasi Perkuat Sistem Logistik Nasional
-
IHSG Lesu Imbas Sentimen Global, Apa Saja Saham yang Top Gainers Hari Ini
-
Gaji PNS Naik Tahun Depan? Ini Syarat dari Kemenkeu
-
Menkeu Purbaya Yakin Sisa Anggaran Kementerian 2025 Lebihi Rp 3,5 Triliun
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat di Jumat Sore, Didorong Surplus Transaksi Berjalan
-
Sinyal Bearish Bitcoin: Waspada Bull Trap di Tengah Ketidakpastian Makro Global
-
Perkuat Tulang Punggung Ekonomi, BRI Salurkan KUR untuk UMKM
-
Data Neraca Transaksi Berjalan Positif, Bagaimana Nasib Dolar AS di Pasar Domestik?
-
Sepakat dengan Purbaya, Mendag Tegaskan Bayar Pajak Tak Bisa Jadikan Impor Pakaian Bekas Legal