Suara.com - Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengaku heran dengan beredarnya rekaman percakapan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dengan Direktur Utama PT Perusahan Listrik Negara, Sofyan Basir.
"Ini kok bisa ada sadapan yg sudah diedit dan keluar dan lalu dipelintir? Apakah ini bagian dari operasi intelijen?," kata Yusri saat dihubungi Suara.com, Minggu (29/4/2018).
Yusri berharap apart penegak hukum bisa melacak siapa tokoh dibalik penyebaran rekaman percakapan tersebut.
Terlepas dari masalah itu, Yusri menjelaskan mengenai duduk perkara soal pembagian sahamd dalam proyek proyek terminal penampungan LNG (Liquified Natural Gas)/ LNG receiving terminal yang berada di Bojonegara, Serang, Banten. Terminal gas alam cair ini digarap oleh PT Bumi Sarana Migas (BSM), yang berada di bawah naungan Kalla Grup.
"Jadi ini milik keluarga pak JK (Wakil Presiden Jusuf Kalla, red) yang bekerjasama dengan Mitsui dan Tokyo Gas. PLN sebagai oftaker gas minta saham 15 persen, bukan hanya beli saja tetapi ingin juga punya saham. Tapi BSM dan partnernya (Tokyo Gas & Mitsui) hanya bisa menawarkan 7,5 persen," jelasnya.
Namun ia mengatakan bahwa proyek receiving terminal LNG di Merak, Banten oleh PT BSM dengan Pertamina telah dihentikan pada kuartal III tahun 2017.
Dengan demikian, potongan rekaman yang sdh diedit dan tidak utuh memang diduga upaya pembunuhan karakter terhadap Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basyir.
"Ini akan berpotensi merusak kinerja Pemerintahan Jkw-Jk," tegasnya.
Ia menegaskan bahwa sejak April 2016, lembaga CERI adalah yang pertama memprotes rencana kegiatan kerjasama ini. Tujuannya agar Pertamina dan PLN tidak dirugikan.
Oleh karena itu, ia meminta Presiden Joko Widodo untuk segera menugaskan Polri dan BIN agar bisa mengungkap siap orang yang mengedit dan mengedarkan potongan rekaman yang diduga hasil sadapan.
"Termasuk harus diungkap siapa yg menyadapnya. Kegiatan ini sangat berbahaya bagi keamanan negara kalau ada oknum intelijen bermain dengan pihak pihak yang ingin megacaukan pemerintahan. Bila perlu Presiden mengevaluasi jabatannya," tutupnya.
Berita Terkait
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
Jadi BP BUMN, 12 Poin Penting Perubahan UU BUMN: Wamen Dilarang Jadi Komisaris
-
Sah! Kementerian BUMN Berubah Jadi Badan Pengatur BUMN
-
Hari Terakhir Kementerian BUMN, Dasco: Revisi UU BUMN Disahkan Kamis Besok
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
Meski Banyak Kasus Keracunan, Luhut Mau MBG Jalan Terus
-
Pertamina Siapkan Kualitas SDM Pelopor Ketahanan Pangan dan Transisi Energi
-
Dituding Bahlil Salah Baca Data Subsidi LPG 3 Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Cara Lihatnya yang Beda
-
Pertamina Pastikan Kesiapan SPBU di Lombok Jelang MotoGP Mandalika
-
Harga Emas Turun Hari Ini: Galeri 24 Anjlok Jadi 2,2 Jutaan, Emas Antam Menarik Dibeli?