Suara.com - Pemerintah secara bertahap menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa (1.150 Km) dari Merak hingga Banyuwangi bisa tersambung secara keseluruhan pada akhir tahun 2019. Salah satu ruas tol yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (15/7/2018) adalah ruas tol Kertasura – Sragen sepanjang 35 Km yang merupakan bagian dari Tol Solo-Ngawi sepanjang 90 Km, di Gerbang Tol Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah.
“Saya titip yang pertama, ini akan memperlancar mobilitas barang dan orang serta menurunkan biaya logistik. Saya juga titip agar rest area jangan diisi oleh merek-merek asing. Saya minta di rest area justru menjual batik, soto, gudeg, telur asin dan wedang ronde. Ini harus kita mulai, jangan terdengar lagi suara masyarakat bahwa omset telur asin anjlok (karena adanya tol),” tegas Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri BUMN dan Menteri PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk memfasilitasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar mendapatkan kesempatan berjualan di rest area jalan tol.
“Saya tidak tahu bentuk kerja samanya akan seperti apa, tapi bagi saya harus. Jangan sampai ada yang ditinggal dengan adanya pembangunan ini. Pembangunan memang harus dilaksanakan karena kita harus memperkuat daya saing kita, kalau tidak kita akan ditinggal negara lain,” jelas Presiden Jokowi yang telah mencoba ruas Tol Kartasura - Sragen pada Sabtu malamnya.
Sementara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam laporannya mengatakan ruas tol Kartasura-Sragen yang diresmikan hari ini adalah Segmen Kartasura – Karanganyar (20,9 Km) yang dibangun oleh Pemerintah dan Segmen Karanganyar – Sragen (14,3 Km) yang konstruksinya oleh PT. Solo Ngawi Jaya (PT. SNJ) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
“Total besaran dukungan Pemerintah hingga saat ini adalah Rp 2,57 triliun, sedangkan investasi BUJT sebesar Rp 11,34 triliun,” kata Menteri Basuki. PT. SNJ saat ini tengah menyelesaikan pembangunan Segmen Sragen – Simpang Susun Ngawi (54,9 Km) yang direncanakan beroperasi September 2018.
Mengenai besaran tarif tol Kartasura-Sragen, Menteri Basuki mengatakan bahwa Kementerian PUPR telah melakukan rasionalisasi tarif ruas tol menjadi Rp 1.000 per Km atau lebih rendah dari tarif per km yang direncanakan sebelumnya.
“Tol ini sudah menggunakan formula tarif Rp 1000 perkm dan penyederhanaan golongan kendaraan menjadi 3 golongan : Golongan 1, 2 dan 3. Dengan demikian ruas tol ini diharapkan menjadi lebih atraktif bagi angkutan logistik,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki mengatakan dengan terkoneksinya Pulau Jawa oleh Tol Trans Jawa, hal ini akan membuka peluang tumbuhnya sektor-sektor ekonomi produktif, seperti sektor industri, pariwisata (misalnya wisata budaya Kraton, kuliner, wisata alam) serta sektor jasa perkotaan.
Agar dampak pembangunan tol optimal bagi pengembangan ekonomi lokal, maka kreatifitas pemerintah daerah bersama komunitas dan masyarakat sangat diperlukan.
Dari tahun 2015 sampai dengan Juli 2018, tambahan panjang tol yang telah dioperasikan adalah 443 km, dengan rincian pada akhir tahun 2015 (132 Km), tahun 2016 (44 Km), tahun 2017 : (156 Km) dan hingga 15 Juli 2018 (110 Km).
Pada akhir 2018, ditargetkan ada tambahan panjang ruas tol Trans Jawa yang beroperasi yakni sebanyak 7 ruas sepanjang 403 km. Tujuh ruas tol tersebut yakni Pejagan - Pemalang Seksi 3 dan 4, Pemalang - Batang, Batang - Semarang, Salatiga - Kartasura/Solo, Sragen - Ngawi, Wilangan - Kertosono dan Pasuruan-Grati.
Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri BUMN Rini Sumarno, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Utama PT. Jasa Marga Desi Aryani, dan Direktur Utama PT Waskita Karya Ngurah Putra.
Sementara mendampingi Menteri Basuki, turut hadir yakni Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Khalawi AH, Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Fasilitasi Jalan Daerah Sugiyartanto, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, Sekretaris BPJT Darda Daraba, Kepala BBPJN VII Herry Marjuki, serta Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.
Tag
Berita Terkait
-
Menteri PUPR Bantah Anies Baswedan soal 6 Ruas Tol Dalam Kota
-
Korupsi Gubernur, KPK Geledah Kantor PUPR dan Dispora Aceh
-
Pemeliharaan Jalan Lintas Timur Sumatera Gunakan Sukuk Negara
-
PUPR Bangun Pengaman Pantai di Pulau Terdepan Provinsi Riau
-
Pemerintah Targetkan 1.200 Pejabat Fungsional Tersertifikasi
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Waskita Karya Kembali Masuk Top 50 Emiten dalam The 16th IICD CG Award 2025
-
Rilis Aturan Baru, OJK Minta Bank Laporkan Keuangan Transparan
-
Bos Uniqlo Ramal Dunia Bakal Bangkrut, Ini Faktornya
-
Yu Menglong Diduga Bunuh Diri, Berapa Gaji Aktor China?
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Kucuran Dana Rp 200 Triliun Berpotensi Bikin Kredit Macet, OJK: Tidak Ada yang Dikorbankan
-
Menolak Digusur, Pria 42 Tahun Malah Bangun Rumah 10 Lantai
-
IHSG Menguat di Awal Sesi, Saham Apa Saja yang Jadi Primadona?
-
Ekonom: Jangan Ada Agenda Politis di Demo Ojol 17 September
-
Bank Mandiri Dapat Kucuran Dana Pemerintah Rp55 Triliun, Dipake Buat Apa?