Suara.com - Program Sejuta Rumah dari Ditjen Penyedia Perumahan Kementerian PUPR (KemenPUPR) menyatakan, ke depan, pemerintah ke depan perlu menerapkan Sistem Manajemen Proyek pembangunan secara terintegrasi. Adanya pola audit teknis dan audit finansial yang terintegrasi juga diperlukan untuk meminimalisir adanya pemborosan dan penyimpangan dalam proyek pembangunan yang dilaksanakan.
“Untuk mengoptimalkan sistem manajemen proyek penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perlu diterapkan model organizational effectiveness manajemen proyek. Metode audit teknis dan finansial yang terintegrasi oleh konsultan atau tim independen merupakan salah satu faktor paling signifikan dalam peningkatan performa proyek pembangunan,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, saat melakukan Ujian Disertasi Terbuka Promosi Doktor Ilmu Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Dalam ujian tersebut, Khalawi sebagai promovendus berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Model Organizational Effectiveness Manajemen Proyek Pembangunan Infrastruktur Kementerian PUPR" dan meraih gelar Doktor Ilmu Teknik Sipil di Universitas Tarumanegara dengan predikat cum laude.
Menurutnya, hasil penelitiannya tersebut diharapkan bisa menjadi bahan kajian bagi pemerintah, khususnya Kementerian PUPR dalam pelaksanaan proyek pembangunan infrastrukturnya. Dengan demikian, rencana pembangunan infrastruktur bisa sesuai dengan sisi kualitas yang diharapkan.
Pemerintah, imbuhnya, bisa menekan pemborosan ataupun penyimpangan yang terjadi di lapangan dengan memanfaatkan audit teknis dan finansial tersebut. Jika seluruh sistem manajemen proyek sudah terintegrasi, maka peluang bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk 'bermain proyek' tidak akan mungkin terjadi.
“Tidak akan ada peluang bagi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Satker di proyek maupun siapapun juga untuk bermain dengan pekerjaan pembangunan. Kalau memang hasil pekerjaan tidak sesuaoi dengan spesifikasi, maka harus dibongkar. Apa yang dibayar oleh pemerintah adalah pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi,” terangnya.
Pada penelitian, Khalawi melaksanakannya dengan dua tahap. Pertama, pengumpulan dan analislis data survei yang dilaksanakan di sejumlah direktorat di Kementerian PUPR, yakni Ditjen Bina Marga, Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Penyediaan Perumahan serta kontraktor dan konsultan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ia menyarankan untuk diterbitkan Peraturan Menteri tentang Standarisasi Sistem Manajemen Proyek yang terintegrasi untuk mengoptimalkan faktor dominan Organizational Effectiveness Manajemen Proyek (OEMP) dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR.
Program Satu Juta Rumah
Terkait dengan pelaksanaan Program Satu Juta Rumah yang dilaksanakanKementerian PUPR, Khalawi menyatakan, saat ini hasilnya cukup bagus. Berdasarkan data yang ada di Direktorat Jenderal Penyediaan Perumaha, pembangunan rumah hingga akhir Juli telah mencapai 486.000 unit.
“Artinya, pembangunan rumah untuk masyarakat dalam Program Satu Juta Rumah tetap berjalan. Kami akan tetap melakukan pendataan pembangunan rumah,” katanya.
Untuk mengejar target pembangunan rumah untuk masyarakat, pihaknya terus melakukan pembenahan serta percepatan dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan bidang perumahan, baik pengembang, pemerintah daerah maupun masyarakat serta sektor swasta lainnya.
“Kami masih optimistis, target satu juta unit rumah tahun ini bisa tercapai,” harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Anita Firmanti, mengungkapkan, Kementerian PUPR merasa bangga memiliki Khalawi yang berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Teknik Sipil. Hal itu menunjukkan bahwa sumber daya manusia di Kementerian PUPR tidak hanya fokus dalam karier dan kinerja sebagai pejabat saja, tapi juga berhasil di bidang akademik.
“Saya berharap, hasil penelitian ini bias segera diterapkan dalam proyek pembangunan yang dilaksanakan Kementerian PUPR. Tugas Kementerian PUPR tidak hanya membangun infrastruktur, tapi juga membangun hunian yang layak untuk masyarakat. Ke depan, Kementerian PUPR tidak hanya mendapat tugas membangun infrastruktiur saja, tapi juga sekolah-sekolah dan pasar untuk masyarakat,” katanya.
Berita Terkait
-
1.217.794 unit Program Sejuta Rumah Terbangun Tahun Lalu, Hunian Murah Laris Manis
-
Ayo Ikutan Kompetisi Video Storytelling Hari Jalan 2023, Hadiah Total Sampai Rp30 Juta!
-
Renovasi Venue Tuntas 100 Persen, Indonesia Siap Gelar Piala Dunia U-17 2023
-
Belajar Sejarah Perkotaan Indonesia, Masyarakat Diundang dalam Pameran Suatu Hati yang Baik 2045
-
Pemprov Lampung Tak Becus Urusi Jalan Rusak, Jokowi Minta KemenPUPR Turun Tangan
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
Terkini
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Cara Transfer Saham di Stockbit dari Sekuritas Lain
-
Bangunan Tercemar Radioaktif, Bapeten Pertimbangkan Pindahkan Warga di Cikande Secara Permanen
-
BRI 130 Tahun: Menguatkan Inklusi Keuangan dari Desa ke Kota
-
PLTN Ditargetkan Beroperasi 2032, Aturan tentang Badan Operasional Tinggal Tunggu Persetujuan
-
Menko Airlangga Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6 Persen di Tengah Bencana
-
Pemerintah Masih Punya PR, 9 Juta KPM Belum Terima BLT Rp 900.000
-
1.000 UMKM Tebar Diskon, Mendag Pede Transaksi Harbolnas Capai Rp 17 Triliun
-
Menkeu Purbaya Wanti-wanti Banjir Sumatra Ancam Pertumbuhan Ekonomi RI
-
Alasan Pemerintah Tetap Gelar Harbolnas di Tengah Isu Daya Beli Lemah