Suara.com - Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla telah genap empat tahun memimpin Indonesia. Selama empat tahun berjalan, Jokowi - JK telah melakukan berbagai upaya untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik.
Namun, menurut Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, pemerintahan Jokowi - JK belum memuaskan. Pasalnya sejumlah program nawacita Jokowi - JK belum ada yang terlaksana dengan baik.
“Masih banyak program nawacita yang belum terlaksana dengan baik. Salah satunya itu ekonomi. Apa yang telah dilakukan selama ini belum memberikan dampak yang besar ke masyarakat,” kata Siti saat dihubungi Suara.com, Senin (22/10/2018).
Menurut Siti, pemerintahan Jokowi - JK belum bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Salah satu hal yang dapat dilihat adalah indeks kebahagiaan di masyarakat.
Siti mengatakan persoalan kesenjangan sosial ekonomi merupakan musuh bersama Indonesia saat ini. Jika masalah kesenjangan ekonomi itu dirinci dengan spesifik dalam pertanyaan survei kepuasan terhadap kinerja Jokowi, angka kepuasan yang didapat tak akan tinggi.
“Itu yang harus ditanyakan. Jadi pertanyaan itu betul-betul menukik pada permasalahan yang dihadapi," ujarnya.
Selain itu, lanjut Siti, melemahnya nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 15 ribuan per dolar AS, juga menunjukkan bahwa Jokowi tidak bisa memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat.
"Ternyata dolar kan tinggi, kalau tinggi otomatis kebutuhan dasar ikut tinggi. Nah kebetulan ini kampanye, dolar melampaui Rp 15 ribuan," katanya.
Menurut Siti, ada baiknya jika pemerintah Jokowi - JK fokus menjalankan dan menyelesaikan sembilan janji Nawacita. Jokowi dan JK sudah seharusnya melakukan evaluasi atau koreksi apa saja yang sudah tercapai dan belum dari Nawacita.
"Selain itu membangun nilai-nilai agar masyarakat saling menghormati dan menghargai, tidak saling berhadapan. Menjaga harmoni. Sehingga konsepsi revolusi mental yang itu tercapai," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?