Suara.com - Associate Director UKM Center Universitas Indonesia Dewi Meisari Haryanti mengungkapkan, Usaha Mikro Kecil menengah khususnya usaha mikro di Indonesia memiliki potensi bisnis yang sangat besar, feasible dan sustainable.
Namun sayangnya, sektor ini tidak menarik dimata perbankan. Hal tersebut lantaran sulit ya akses modal untuk pengembangan usaha, karena pola transaksi mereka yang kecil-kecil, sering dan berputar cepat sehingga sulit untuk mengakumulasi laba atau aset.
Padahal, Usaha mikro adalah usaha yang perputaran usahanya sampai dengan Rp 300 juta per tahun. Jadi kalau dalam satu tahun ada 300 hari kerja efektif, maka penghasilan rata-rata maksimum adalah Rp 1 juta per hari. Yang termasuk dalam skala ini adalah pedagang kaki lima (PKL), tukang ojek, atau anak-anak muda yang suka berdagang di online shop.
“Tapi pertumbuhannya stagnan. Kenapa, karena, perputaran uangnya itu telalu cepat, dapat uang hari ini, besok sudah dibelanjakan lagi. Jadi mereka tak sempat nabung. Hal ini membuat pertumbuhan UMKM di Indonesia stagnan karena kesulitan mendapatkan modal. Makanya beruntung ada Fintech. Lebih cepat mendapatkan modal,” kata Dewi di kantor Amartha, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018).
Menurut Dewi, kemudahan prosedur yang dihadirkan oleh Fintech sangat membantu UMKM terbukti dengan peningkatan akun borrower hampir 600 persen periode Januari sampai September 2018.
“Jadi agunan bisa diganti dengan rekomendasi kelompok, adanya pembina atau koperasi sebagai penjamin dan bahkan rekam jejak borrower yang tersimpan baik di sistem dapat berperan sebagai agunan,” katanya.
Dengan adanya perkembangan Fintech ini, diharapkan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku UMKM di Indonesia. Sehingga sektor ini bisa membantu mendongkrak perekonomian di Indoenesia.
“Ini juga bisa mengurangi jerat rentenir yang marak di daerah-daerah pelosok. Jadi tidak usah lagi pinjem ke retenir, kalau pinjam ke fintech pelaku usaha bisa berusaha dengan nyaman,” katanya.
Baca Juga: Gandeng Swasta, Jurus Sandiaga Bangun Infrastruktur Tanpa Berutang
Berita Terkait
-
Berminat Menjajal Bisnis Jual-Beli Apartemen? Pahami 4 Hal Ini Dulu!
-
Menkeu Promosikan Investasi di Indonesia dalam Forum G20 Argentina
-
7 Sumber Kekayaan Gisel di Luar Panggung Hiburan
-
2 Bisnis Ini Dirasa Akan Menguntungkan Menurut Jokowi
-
Presiden Cabut Ketentuan Relaksasi UMKM, Begini Respon Bamsoet
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
Terkini
-
Cegah Kejahatan Siber, BRI Terus Edukasi Nasabah untuk Jaga Kerahasiaan Data Transaksi Perbankan
-
Harga Minyak Stabil, Pasar Cermati Sinyal Perdamaian Rusia-Ukraina
-
Dasco Ungkap di Balik Presiden Prabowo Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi
-
Rupiah Lanjutkan Tren Penguatan, Bikin Dolar Amerika Tertekan
-
KB Bank Perkokoh Kualitas Aset melalui Kerja Sama Sukuk dengan TBS Energi Utama
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
Bankir Ini Nilai Penggunaan AI Jadi Masa Depan Industri Keuangan
-
Operasional KRL Sampai Jam Berapa di Malam Tahun Baru? Simak Jadwalnya
-
Aguan dan Salim Mau Ciptakan Kawasan Bisnis Tepi Laut
-
Meski Banyak Tekanan Pasar Properti Tetap Tumbuh, Didukung Kebijakan Pemerintah