Suara.com - Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan instrumen khusus untuk mengawasi distribusi dan peredaran daging celeng dengan alat pemindai lokasi atau Global Positioning System atau GPS.
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian (Barantan) Agus Sunanto mengatakan, lalu lintas daging celeng atau babi hutan selalu menjadi masalah dan menimbulkan keresahan masyarakat. Selama kurun empat tahun saja sejak 2015, ada 28,9 ton daging celeng ilegal yang diproses hukum.
"Sebenarnya, ini tidak bisa dicegah, tapi harus kita atur dan awasi, sehingga tidak menimbulkan keresahan. Ini tugas bersama," kata Agus seperti dilansir Antara di Jakarta, Sabtu (5/1/2019).
Menurut dia, lalu lintas daging celeng ini tidak dapat dihindarkan mengingat adanya permintaan. Yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengatur lalu lintas daging celeng sehingga menimbulkan ketenangan bagi masyarakat yang tidak mengonsumsinya.
Bengkulu, Prabumulih, dan Banyuasin, merupakan beberapa daerah penghasil daging celeng terbesar. Di daerah tersebut, celeng menjadi hama bagi petani dan sasaran empuk bagi para pemburu atau penembak.
Sementara itu, permintaan daging celeng di antaranya datang dari Jakarta, Tangerang dan Pangkal Pinang. Dari data yang ada, daging tersebut digunakan untuk pakan hewan, seperti di Kebun Binatang Ragunan dan untuk konsumsi. Namun jika daging celeng dioplos tentu menjadi kekhawatiran pemerintah.
Salah satu inovasi dan solusi yang digagas Barantan besama instansi terkait di daerah adalah menggunakan Quarantine Tracker. Cara kerja Quarantine Tracker yakni daging yang disertifikasi oleh dinas peternakan dan karantina di daerah asal akan dipasangi GPS. GPS dipasang dalam segel di kontainer atau mobil pengangkut daging celeng.
Seluruh pergerakan alat angkut tersebut dapat dimonitor secara daring oleh petugas karantina dan instansi terkait sehingga jika terjadi kerusakan atau pembongkaran paksa, GPS juga akan memberikan notifikasi.
Segel elektronik tersebut akan dibuka di tempat tujuan akhir. Hal ini diharapkan dapat mengurangi distribusi daging celeng ke tempat yang tidak seharusnya.
Baca Juga: Rebutan Janda Aduhai, 2 Sopir Truk Adu Carok di Lumajang
Bengkulu merupakan provinsi yang cukup antusias dalam membantu penyelesaian permasalah peredaran daging celeng. Dinas peternakannya menjadi proyek percontohan pengawasan daging ini.
Dalam operasional pengawasan, selain bekerja sama dengan Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH Kementan, Barantan, juga membentuk tim kolaborasi intelejen yang terdiri dari Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian masing-masing di Cilegon, Lampung, Jambi, Padang, Bengkulu, dan Belawan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Bengkulu, Nopiyem, mengatakan kini daging celeng asal daerahnya selain dapat lancar dikirim ke Taman Margasatwa Ragunan, juga dapat digunakan untuk kebutuhan lain dengan pengawasan.
"Sinergitas yang baik dengan Barantan menjadikan komoditas ini dapat memberikan nilai tambah, selain dapat dikonsumsi untuk kelompok masyarakat tertentu," katanya.
Kementan juga mendorong komoditas tersebut untuk dapat diekspor. Hal tersebut karena adanya permintaan dari negara lain seperti Vietnam. Pada November 2017, Barantan melakukan sertifikasi ekspor daging celeng sebanyak 26,4 ton ke Vietnam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur