Suara.com - Guna mempercantik Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo (TNK) Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menggelontorkan dana sebesar Rp 100 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, bahwa anggaran sebesar itu akan digunakan untuk membangun kawasan TNK khususnya Pulau Komodo dan Pulau Rinca tempat hidupnya komodo.
"Tahun ini kami anggarkan dana sebesar Rp 100 miliar dari APBD untuk bangun Pulau Komodo untuk bangun dari awal lagi populasi komodo di pulau itu," kata dia.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk membudidayakan ternak seperti kerbau, babi, kambing, serta rusa, agar komodo tersebut tak saling memakan.
"Belum lama ini ada pencurian ternak di Pulau Komodo. Ini baru satu orang mungkin, masih banyak yang melakukan pencurian. Kalau ini tidak dicegah makanan komodo bakal berkurang. Jangan sampai komodo memakan anaknya sendiri," ujarnya.
Orang nomor satu di NTT itu juga menambahkan, walaupun pengelolaan TNK di bawah kendali Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, namun pengelolaan TNK tetap akan diambil alih oleh Pemerintah Provinsi NTT.
Ia pun menilai bahwa kesulitan saat ini adalah rentang kendali yang sangat jauh dari pusat ke daerah khususnya ke Pulau Komodo, sehingga membuat kondisi Pulau Komodo tak diperhatikan dengan baik.
"Oleh karena itu kami akan ambil alih. Kami juga akan tutup untuk sementara waktu, Kalau ribut-ribut paling nanti Presiden yang akan turun, dan saat itu kami akan jelaskan alasannya," terangnya.
Rencana penutupan itu juga bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pemerintah mendesain ulang kawasan itu, antara lain menanam pohon dan menambah makanan komodo.
Baca Juga: Detik - detik Penangkapan Mantan Pacar Syahrini Bawa 2 Kg Sabu
"Jika ada wisatawan yang datang ke kawasan TNK boleh masuk dan berkeliling di TNK, tetapi tidak boleh turun dari kapal," tambahnya.
Ia mengatakan dengan tegas bahwa tetap akan mendesain ulang kawasan Pulau Komodo itu, karena memang saat ini kehidupan liar dari komodo sudah tak terlihat lagi.
"Saya sungguh-sungguh, Pulau Komodo harus didesain ulang. Wisatawan suka dengan kehidupan liar dari komodo. Mereka datang bukan untuk melihat komodo yang hidupnya malas-malas," kata politisi Partai Nasdem itu.
Jika desain ulang Pulau Komodo sudah rampung, baru akan dibuka kembali dengan harga tiket masuk mencapai 500 dolar AS per orang atau setara dengan dengan Rp 7 juta per orang.
"500 dolar AS itu bentuk donasi terhadap pembangunan ekosistem dunia," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar
-
Bahlil akan Pangkas Produksi Nikel, Harga di Dunia Langsung Naik
-
Bahlil Ungkap Update Terkini Pemulihan Jaringan Listrik Aceh: 4 Kabupaten Pemadaman Bergilir
-
Aturan UMP Baru, 5 Provinsi Luar Jawa Jadi Kandidat Gaji Tertinggi
-
Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Bank Mandiri, Ini Susunan Pengurus Baru
-
OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera