Suara.com - Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan para ahli, Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) tahan terhadap terjangan tsunami berskala besar dari pantai selatan Yogyakarta dan guncangan gempa.
"Kita sudah memperhitungkan dengan skala tsunami yang besar bandara ini tetap bisa eksis secara struktur," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menurut Menhub, potensi bencana tsunami merupakan salah satu risiko yang telah diantisipasi dan diperhitungkan dalam pembangunan NYIA.
Untuk mengantisipasi dampak bencana itu, pemerintah telah menunjuk para ahli dari Jepang, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), bahkan telah dilakukan perhitungan apabila muncul tsunami dengan skala besar.
"Kita juga sudah menyiapkan mitigasinya," ucap Menhub.
Salah satu upaya mitigasinya adalah dengan merencanakan bangunan di terminal bandara antara lantai satu ke lantai dua memiliki ketinggian mencapai 8 meter yang memungkinkan para penumpang bisa naik ke atas saat terjadi tsunami.
Selain itu, di kawasan tepi pantai juga akan ditanami pepohonan serta dibuat gundukan-gundukan sehingga saat tsunami datang tidak akan maksimal menjangkau bandara.
"Jadi tsunami Inysa Allah sudah kita mitigasi baik dari struktur maupun bagaimana operasional bandara itu berjalan," tutur Menhub.
Project Manager NYIA Taochid Purnama Hadi memastikan bahwa seluruh bangunan di NYIA telah direncanakan tahan gempa hingga 8,8 skala richter (SR) serta tsunami hingga 12 meter.
Baca Juga: Sabun Dagangan Diborong Jokowi Rp 2 M, Eli: Uangnya Buat Berangkat Umrah
"Untuk terminal bandara di lantai duanya ada diplus 15 meter artinya ketika terjadi tsunami (12 meter) masih aman," kata dia.
Selain itu, PT Angkasa Pura I juga telah berkoordinasi dengan Pemkab Kulon Progo untuk memanfaatkan kawasan tepi pantai sebagai penyangga bandara.
Di daerah penyangga itu nantinya akan ditanami vegetasi yang bisa berfungsi sebagai "tsunami barrier" atau penghalau tsunami.
Kerja sama dengan Pemda perlu dilakukan mengingat kawasan tepi pantai itu ada di luar lahan yang saat ini dikelola AP I untuk pengerjaan NYIA.
"Tetapi yang lebih penting kami berharap kawasan tepi pantai itu tidak menjadi area tambak karena akan mengundang burung-burung yang bisa mengganggu operasional penerbangan," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen
 - 
            
              BSU Rp600 Ribu Cair November 2025? Cek Informasi Terbaru dan Syarat Penerima
 - 
            
              Jadi Piutang, WIKA Masih Tunggu Pembayaran Klaim Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 5,01 T
 - 
            
              Negara Tanggung Jawab Siap Lunasi Utang Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 119,35 Triliun
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport