Suara.com - Debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden akan kembali digelar untuk kedua kalinya pada 17 Februari 2019 mendatang.
Tema yang akan diusung dalam debat tersebut diantaranya soal energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Khusus untuk pangan, banyak isu yang menyeruak ke masyarakat. Salah satunya yakni impor pangan.
Kandidat Capres - Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo - Sandiaga menjanjikan jika terpilih bakal meniadakan impor pangan.
Namun, apakah janji tersebut bisa terealisasi?
Pengamat Pangan dan Pertanian IPB Bayu Krisnamurthi merasa khawatir dengan adanya janji anti impor dari Capres dan Cawapres tersebut.
"Kita tidak lagi di zaman yang menjadi impor fobia, takut sama impor. Dan saya malah khawatir kalau ada yang terlalu bersemangat menjanjikan anti impor. Artinya itu tidak realistis," ujar mantan Wakil Menteri Perdagangan ini saat ditemui di Menara Kadin, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (14/2/2019).
Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) ini juga menerangkan, impor memang tidak bisa dihindari. Jika produksi dalam negeri tidak mencukupi, maka solusinya adalah impor.
"Artinya kita tidak boleh anti impor. Yang jadi masalah adalah siapa yang jadi perhatian kita, kesejahteraan petani. Nah kalau impor banyak kesejahteraan petani yang kena. Bagaimana kita bisa tetap impor penuhi impor tapi tidak mengganggu kesejahteraan petani," jelas dia.
Baca Juga: CEK FAKTA: Setelah Jadi Wapres, Ma'ruf Amin Mundur dan Diganti Ahok
Meski demikian, menurut Bayu, impor pangan ini harus dikendalikan. Pasalnya, impor pangan saat ini masih terbilang besar.
"Sampai saat ini impor pangan masih besar. Saya ada angkanya, kalau digabung gandum kedelai beras, jumlahnya cukup besar. BPS menunjukan impor pangan 20 juta ton. Ini situasi menjadi perhatian, kita lihat konteks ketahanan pangan lebih dipentingkan keterjangkauan dan ketersediaan," imbuhnya.
Bayu kembali menegaskan, bahwa impor bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti secara berlebihan. Menurutnya, impor bisa disikapi dengan cara bijak.
"Impor adalah sesuatu yang tidak kita senangi tapi kalau harus dilakukan ya kita lakukan. Itu sebabnya untuk lebih konsentrasi pada peningkatan-peningkatan produktivitas petani," tutup Bayu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Usai Ratas dengan Prabowo, Menkeu Purbaya: Ekonomi Akan Tumbuh Lebih Cepat
-
Cek Fakta: Benarkah Ada PHK Massal di PT Gudang Garam?
-
Saham Perbankan Rontok Setelah Sri Mulyani Dicopot, OJK Minta Investor Tidak Panik
-
Rahasia Saldo DANA Kaget untuk Kamu, Klaim 3 Link Aktif Ini Sebelum Kehabisan
-
Gaji DPR Turun Drastis, Dasco: Beban Negara Berkurang, Legislator Bekerja Lebih Baik
-
Pelaksana Ketua LPS Segera Diumumkan, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Apa Itu Scalper? Strategi Andalan Yudo Sadewo Anak Menkeu di Dunia Kripto, Punya Kesan Negatif
-
Adu Aset Properti Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani, Keduanya Tersebar di Berbagai Kota
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
IHSG Merosot 1,78 Persen, Reshuffle Kabinet Bikin Investor Waspada