Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta Garuda Indonesia untuk menurunkan harga tiketnya terhitung pada April 2019 ini.
Permintaan tersebut bukan tanpa alasan, menurutnya harga tiket yang berlaku saat ini berimbas buruk ke beberapa sektor industri.
"Penurunan ini harus dilakukan ke semua rute dan terhitung pada April 2019," kata Luhut seperti dikutip dari notulen rapat yang dilakukan antara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, perwakilan maskapai nasional, online travel agent serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Dalam notulen tercatat, rapat dilakukan pada 25 Maret 2019 di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat pada pukul 15.30 WIB.
Dalam rapat yang singkat dan selesai pukul 15.50 WIB tersebut, terdapat beberapa kesimpulan yang diungkapkan oleh Menko Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan yang memerintahkan Garuda Indonesia untuk segera menurunkan harga tiket pesawat.
Di catatan notulen rapat tersebut, Menko Luhut sangat menyesali kenapa harga tiket pesawat tidak pernah turun, padahal pemerintah sudah sering mengimbau kepada operator airlines untuk bijak dalam menetapkan besaran harga tiket pesawat.
"Masalah airlines, tiket menimbulkan banyak persepsi di masyarakat dan dapat menimbulkan kegaduhan masyarakat," kata Luhut seperti dikutip notulen tersebut.
Suara.com berusaha mengkonfirmasi keabsahan notulen tersebut kepada Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada respon dari pihak tersebut.
Sebelumnya, pengusaha yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengaku terkena dampak tingginya tarif tiket pesawat. Salah satunya, penurunan tingkat isian atau okupansi hotel.
Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Luhut dan Menhub Murka ke Garuda Indonesia
Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, penurunan okupansi hotel mencapai 30 persen. Kondisi itu terjadi sejak Januari hingga Maret 2019 ini.
"Kalau dibandingkan tahun lalu, penurunannya sampai 30 persen," kata Hariyadi.
Hariyadi menuturkan, memang saat ini dalam kondisi sepi penumpang dan pengunjung atau low season. Akan tetapi, biasanya dalam kondisi low season ini para maskapai memberikan tarif promo kepada penumpang.
Sehingga para penumpang pesawat yang ingin berwisata tetap melakukan perjalanannya tanpa khawatir dengan tingginya tarif tiket pesawat.
"Ini memang saya enggak ngerti maskapai penerbangan ini dimana-mana low season itu berikan promo, tapi ini malah naik," jelas dia.
Atas hal ini, Hariyadi pun mendesak agar pemerintah melihat permasalahan ini lebih dalam lagi. Pasalnya, komponen yang menyebabkan tarif pesawat tinggi sudah diturunkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Gara-gara PIK2, Emiten Milik Aguan CBDK Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2025
-
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama November!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026