Suara.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebutkan harga gabah mengalami penurunan di Maret 2019 menjadi Rp 4.604 per kilogram.
Penurunan harga gabah tersebut sekitar 9,87 persen dibanding Februari sebesar Rp 4.706 per kilogram dengan kualitas yang sama.
Menurutnya penurunan harga gabah tersebut karena bulan Maret adalah puncak musim panen sehingga produksi gabah cukup banyak. Hal tersebut mempengaruhi Nilai Tukar Petani (NTP) sehingga harga tersebut jatuh.
"Yang menjadi perhatian pada bulan Maret ini terjadi musim panen raya di berbagai tempat harga gabah jatuh dari NTP tanaman pangan turun," ujar Suhariyanto, Senin (1/4/2019).
Sedangkan untuk kualitas gabah pada Maret 2019 rata-rata harga beras di penggilingan untuk kualitas premium, medium dan rendah mengalami penurunan 0,79 persen, 1,47 persen dan 2,96 persen.
Penurunan kualitas gabah karena cuaca yang buruk sehingga kualitas yang dihasilkan menurun.
Diketahui saat ini rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani pada Maret Rp 5.530 per kilogram atau turun 5,11 persen dan di tingkat penggilingan Rp 5.654 per kilogram turun 5,01 persen.
Dari transaksi 2.135 penjualan gabah di 28 provinsi selama Maret tercatat gabah kering panen 69,04 persen, gabah kering giling 8,99 persen dan gabah kualitas rendah 21,97 persen.
"Untuk tanaman pangan turun NTP nya karena indeks harga diterima petani turun sebaliknya indeks harga yang dibayar petani naik," tambahnya.
Baca Juga: Bayi Dibalut Karung Beras dan Dikubur Hidup-hidup di Kuburan Kober
Untuk harga beras kualitas premium dipenggilingan mengalami penurunan 1,93 persen menjadi Rp 9.815 per kilogram, beras medium turun 2,49 persen menjadi Rp 9.555 per kilogram dan beras kualitas rendah turun 2,15 persen Rp 9.271 per kilogam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera