Suara.com - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Arie Muftie menyebut, infrastruktur yang dibangun di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya sebagai pamflet beton.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini terjebak hanya di angka 5 persen. Untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 7 persen cukup sulit untuk dicapai.
"Menurut kami pak Jokowi suskes membangun infrastruktur yang dijadikan pamflet beton untuk kepentingan berkampanye tetapi tidak digunakan sebagai alat untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi," ujar Arie Muftie di Gedung Rektorat Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019).
Ia menilai, Presiden Joko Widodo mampu jika hanya mengumbar janji tetapi untuk merealisasikannya dinilai belum bisa.
Ia memberi contoh seperti di Batam, industri manufaktur dan pelabuhan sudah mulai sepi karena pertumbuhan ekonominya paling rendah di Indonesia hanya berkisar 2 persen saja.
Arie menuturkan, untuk membangun infrastruktur harus ditinjau dari segi efisiensi dan melibatkan dunia usaha untuk meningkatkan produktifitas. Selain itu infrastruktur yang dibangun harus membuka lapangan kerja untuk anak bangsa.
"Infrastruktur yang ingin kita bangun harus melibatkan Bappenas melibatkan akademisi untuk bisa menentukan prioritas pembangunan," tambahnya.
Arie membeberkan, saat berkeliling di Pulau Jawa bersama Cawapres Sandiaga Uno, ia menemukan jalur Pantura yang rusak, UMKM seperti telor asin dan tempe tutup dan produktifitas sawah menurun.
Baca Juga: Sri Mulyani Akui Infrastruktur Indonesia Jauh di Bawah Malaysia
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Minim Sentimen, IHSG Berakhir Merosot ke Level 8.618 Hari Ini
-
Rundown dan Jadwal Ujian CAT PPPK BGN 2025 18-29 Desember 2025
-
ESDM Mulai Jalankan Proyek Pipa Gas Dusem, Pasok Energi dari Jawa ke Sumatera
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Riset: Banyak Peminjam Pindar Menderita Gunakan Skema Pembayaran Tadpole
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Rupiah Terus-terusan Meloyo, Hari Ini Tembus Rp 16.700
-
Purbaya Umumkan APBN Defisit Rp 560,3 Triliun per November 2025, 2,35% dari PDB
-
BTN Catatkan Laba Bersih Rp 2,91 Triliun Hingga November 2025
-
Menko Airlangga Ngeluh Harga Mobil-Motor Murah Bikin Jakarta Macet