Suara.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto meyakini investasi akan tetap mengalir selepas Pemilu dan Pilpres 2019. Terutama investasi pada sektor industri.
Airlangga menyebut, saat ini industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta alas kaki sedang bersiap menyambut investasi.
"Tahun ini, industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta alas kaki siap untuk menanamkan modalnya total sebesar Rp 79 triliun," kata Airlangga dalam keterangannya, Minggu (21/4/2019).
Airlangga memaparkan, pada industri makanan dan minuman akan menggelontorkan investasi Rp 63 triliun, atau naik 11 persen dari tahun 2018.
"Kemudian untuk industri alas kaki dan TPT menyiapkan investasi masing-masing Rp 2,8 triliun dan Rp 14 triliun atau melonjak hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya," papar dia.
Menperin juga meyakini, kondisi ekonomi, politik, dan keamanan di Indonesia masih tetap stabil dan kondusif. Sehingga akan mendukung berjalannya aktivitas usaha atau perindustrian semakin agresif.
"Apalagi, beberapa kebijakan baru akan diluncurkan untuk memudahkan pelaku industri berusaha di Indonesia dan melanjutkan kembali yang sedang terlaksana dengan baik," imbuh dia.
Selain itu, Airlangga juga mencatat investasi di sektor industri manufaktur terus tumbuh signifikan. Pada tahun 2014, penanaman modal masuk sebesar Rp 195,74 triliun, kemudian naik mencapai Rp 222,3 triliun di 2018.
Peningkatan investasi ini mendongkrak penyerapan tenaga kerja hingga 18,25 juta orang di 2018, yang berkontribusi sebesar 14,72 persen terhadap total tenaga kerja nasional.
Baca Juga: Prabowo Kerap Singgung Investasi Asing, Begini Penjelasan Kepala BKPM
"Dari tahun 2015 ke 2018, terjadi kenaikan 17,4 persen dan ini diperkirakan bisa menambah lagi penyerapan tenaga kerjanya di tahun 2019 seiring adanya realisasi investasi," ungkap dia
Kemenperin menargetkan, sepanjang 2019 pertumbuhan industri manufaktur dapat mencapai 5,4 persen. Subsektor yang diperkirakan tumbuh tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika.
Berita Terkait
-
Kelelahan Kawal Pemilu, 2 Ketua KPPS Meninggal Dunia, 5 Lainnya Dirawat
-
Real Count KPU Minggu Siang: Jokowi 53,97% - Prabowo 46,03%
-
Dinilai Hina Prabowo, BPN Minta Istri Andre Taulany Minta Maaf
-
BPN Sarankan Jokowi Fokus Urus C1 Ketimbang Utus Luhut Temui Prabowo
-
5 TPS di Kota Bekasi Gelar Pemilu Susulan Hari Ini
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas