Suara.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan kereta api ringan atau light rail transit (LRT) sebagai transportasi akan terkoneksi dengan stasiun akhir kereta cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar. Hal itu merupakan pilihan paling murah dan mudah.
Ridwan Kamil juga berharap pembangunan LRT tersebut juga bisa selesai bersamaan dengan tuntasnya pembangunan Masjid Raya Jawa Barat pada 2021.
"Itu merupakan pilihan paling murah, paling gampang serta InsyaAllah bisa selesai bersamaan dengan rampungnya pembangunan kereta cepat pada tahun 2021," ujar Ridwan Kamil kepada wartawan di Walini, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (14/5/2019).
"Tidak ada pilihan lain, pilihannya dari stasiun terakhir kereta cepat ke Kota Bandung adalah railbased termurah dengan jarak pendek yakni LRT," lanjutnya.
Ridwan Kamil menjelaskan pilihan rasional di mana rel LRT sepanjang 2,7 km akan tersambung ke rel yang sudah ada atau existing rail di Stasiun akhir kereta cepat Jakarta-Bandung yakni Tegalluar, kemudian nanti dibangun rel baru sehingga wisatawan bisa langsung menyambangi Kota Bandung.
"Jadi wisatawan atau tamu bisa langsung nanti ke Kota Bandung, ujungnya atau ending nya di Stasiun pusat kereta api Kota Bandung yakni Kebon Kawung," ucap Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil juga menambahkan nantinya akan ada stasiun transit persis di dekat Masjid Raya Jawa Barat, mengingat masjid ini akan menjadi pusat wisata Kota Bandung.
"Nanti tinggal dirapatkan bapak Direktur Utama PT KAI bentuk stasiunnya seperti apa, nanti akan hadir Gubernur Jabar untuk mendesain sendiri stasiunnya," katanya.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno ingin pembangunan semua stasiun kereta cepat bisa selesai berbarengan dengan rampungnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Baca Juga: Persimpangan Liar Kereta Api Jadi Masalah Serius Jelang Mudik Lebaran
Rini menjelaskan bahwa pembangunan stasiun-stasiun kereta cepat harus sudah dimulai, sehingga saat proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tuntas pada 2020 maka diharapkan semua stasiunnya telah selesai dibangun.
Dengan demikian pada Januari 2021 rencananya sudah uji coba running kereta cepat. (Antara)
Berita Terkait
-
Tunnel Walini untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Ditembus
-
Target 2020 Selesai, Menteri Rini Kawal Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
-
Menteri Rini Klaim Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk Bangun Kota Baru
-
Bertemu Presiden China, JK Pastikan Proyek Kereta Cepat Rampung 2020
-
Duh, Progres Pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung Baru 8 Persen
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya