Suara.com - Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo meminta pemerintah harus menyediakan cadangan kebijakan penurunan tarif tiket pesawat.
Hal ini tersebut disampaikan Gatot, jika kebijakan memberikan diskon 50 persen penerbangan berbiaya rendah (Low Cost Carrier/LCC) tidak bisa efektif turunkan tarif tiket pesawat.
Untuk diketahui, pemerintah memberlakukan diskon penerbangan LCC Lion Air dan Citilink Indonesia sebesar 50 persen pada waktu Selasa, Kamis, Sabtu, dan hanya berlaku pada pukul 10.00 WIB.
"Kalau tidak efektif, harus segera dicari kebijakan yang lain. Pada tahap awal, memang penumpang mungkin akan banyak karena penasaran dengan harga murah. Evaluasi baru bisa dilakukan satu musim (enam bulan) atau minimal tiga bulan. Apakah kebijakan ini efektif atau tidak," katanya saat dihubungi Suara.com, Jumat (12/7/2019).
Selain itu, Gatot juga meminta pemerintah tidak ingkar janji untuk membantu penurunan biaya operasional dan lain-lain.
Pasalnya, terangnya, biaya-biaya itulah yang menjadi kunci maskapai agar maskapai tak terbebani, sehingga memberikan tarif yang murah kepada masyarakat.
"Misalnya dengan menurunkan harga avtur, membebaskan bea masuk suku cadang, pembebasan biaya bandara dan navigasi dan lain-lain. Dengan biaya yang turun, tidak akan memberatkan maskapai yang menurunkan harga tiket," tutur dia.
Gatot juga mengritik pemerintah yang seharusnya mencari jam penerbangan lain. Pasalnya, sambungnya, pada waktu jam tersebut memang sepi penumpang.
"Jadi yang paling ramai itu ya pagi dan sore. Jam 05.00 atau 06.00 sampai jam 10.00 atau di mana orang berangkat mau ada urusan bisnis atau kerja dan sore di atas jam pulang kerja. Karena mereka lihat pesawat itu cepat, jadi kalau berangkat jam 06.00 bisa sampai jam 08.00 dan bisa langsung kerja," katanya.
Baca Juga: Pengamat: Diskon 50 Persen Tiket Pesawat di Jam Sepi Peminat?
Berita Terkait
-
Pengamat: Diskon 50 Persen Tiket Pesawat di Jam Sepi Peminat?
-
Mulai Kamis Dini Hari, Ini Rute Lion Air yang Tiketnya Diskon 50 Persen
-
Harga Tiket Pesawat Turun, Begini Sambutan Pelaku Bisnis Pariwisata
-
Citilink dan Lion Air Siapkan 11.262 Tiket Pesawat Diskon 50 Persen
-
Soal Dugaan Kartel Harga Tarif Pesawat, Menhub: Kami Akan Tunduk Pada KPPU
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Harga Perak Cetak Rekor 2025, Bagaimana 2026?
-
Emas Antam Stagnan Jelang Tahun Baru, Harganya Masih Rp 2.501.000 per Gram
-
Harga Emas Antam Catat Rekor Penurunan Terburuk Pada Akhir Tahun 2025
-
Dapat Obat Kuat BI, Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar AS ke Level Rp16.739
-
Penumpang KRL Dilarang Bawa Petasan dan Kembang Api
-
Operasional KRL Diperpanjang Hingga Jam 1 Pagi di Malam Tahun Baru, Intip Jadwalnya
-
Layanan Pulih 100 Persen, BSI Pastikan Operasional dan Transaksi Nasabah di Aceh Kembali Normal
-
Kejahatan Siber Serang Industri Pasar Modal, OJK Minta Jaga Data Pribadi
-
BRI Peduli Bantu Pulihkan Psikologis Anak-Anak Korban Bencana Aceh-Sumatra
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali