Suara.com - Boleh dikatakan, Indonesia merupakan surga bagi komoditas kopi. Produksi melimpah, serta besarnya permintaan domestik merupakan modal kuat bagi para pemain lokal untuk berkompetisi dalam skala global yang lebih luas.
Namun demikian, tantangan berat masih dihadapi para pemain kopi lokal. Mayoritas produsen kopi saat ini tengah dinakhodai generasi kedua dari era para pendiri perusahaan.
Sebut saja kopi merek AAA, yang diproduksi perusahaan bernama NEFO. Bagi siapa pun yang melawat ke Jambi dan sekitarnya, akan banyak menemukan kopi kemasan berlogo AAA yang menyerupai barisan gunung tersebut.
Kopi merek AAA itu dirintis Hidayat pada tahun 1965. Sedangkan logo merek AAA, diartikan sebagai harapan Hidayat terhadap ketiga anaknya yang kelak mengembangkan bisnis kopi tersebut.
Di sisi lain, Indonesia masih menempati peringkat ke-4 terbesar di dunia. Kopi dapat tumbuh subur di Indonesia yang memiliki iklim tropis.
Karena letak geografisnya yang dapat mendukung pertumbuhan dan produksi kopi dan juga kopi memiliki sejarah panjang terhadap perekonomian di Indonesia.
Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan resiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler) dan kopi merupakan sumber utama kafein.
Namun hingga kini, persebaran kopi merek AAA tidak meluas. Bagi siapapun penikmat kopi merek ini, harus memburunya di Sumatera.
Beda hal dengan Mayora Group yang telah memperkenalkan merek Torabika secara nasional. Mayora mengklaim telah menguasai 50 persen penjualan kopi domestik, bersaing ketat dengan Kapal Api Group.
Baca Juga: Ingin Buka Kedai Kopi Kekinian, Ini Modal yang Perlu Disiapkan
Menurut Pakar Teknologi Pangan Universitas Sahid Giyatmi Irianto, pasar kopi di Indonesia sangat khas, terutama yang merupakan industri skala besar. Dia menyimpulkan, persaingan ketat berlaku pada industri yang telah tumbuh sejak zaman kolonial tersebut.
Dengan kekhasan tersebut, sukar bagi pemain lain bertarung di pasar domestik. Terlebih lagi, konsumen lokal telah lekat dengan merek tertentu.
Keunikan lainnya, jelas Giyatmi, yaitu metode kopi bubuk campur jagung. Metode tersebut, lanjutnya, merupakan hal lumrah di industri pangan apapun, sebagaimana saus tomat bahan ketela singkong dan ubi jalar.
"Sebagai substitusi bahan pangan dengan alasan ketersediaan dan stabilias suplai bahan baku, ataupun karena persaingan ketat di pasar," kata Giyatmi, Selasa (20/8/2019).
Belum lagi beranjak menatap pasar global, produsen lokal seperti merek AAA ataupun Kapal Api Group sekalipun, harus menghadapi banyak kendala. Jika kopi merek AAA masih belum memompa jalur produksi yang lebih besar, Kapal Api Group seakan selalu dirundung sengketa merek hingga sengketa warisan.
Kopi merek Kapal Api yang dinaungi PT Santos Jaya Abadi kerapkali diterpa sengketa hukum. Teranyar, soal pengalihan hak merek.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
-
Perbaikan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Diperpanjang Sepekan, Cek Rutenya
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia