Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, pihaknya tak akan memberikan ruang bagi oknum yang menyewelengkan, menjual, atau meminta mahar bantuan alat mesin pertanian (aslintan). Selama ini Kementan pro aktif dengan pemerintah daerah, lembaga masyarakat, kepolisian dan TNI dalam mengawal dan evaluasi optimalisasi bantuan alsintan di petani.
"Kami sudah menyebarkan surat imbauan ke dinas pertanian seluruh provinsi dan kabupaten tentang optimalisasi pengelolaan bantuan alsintan pemerintah. Kami akan tindak keras kepada oknum yang menjual alsintan," ujar Direktur Alsintan, Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan, Andi Nur Alam Syah, Jakarta, Sabtu (14/9/2019).
Ia mengungkapkan, dalam pengelolaan alsintan, ada lima hal penting yang telah Kementan sampaikan ke pihak dinas provinsi dan kabupaten. Pertama, alsintan bantuan pemerintah pada dasarnya untuk seluruh petani agar mampu meningkatkan produksi pangan.
Kedua, lanjutnya, kelompok sasaran penerima alsintan bukanlah individu, tapi pengelolaannya diserahkan ke kelompok tani, gabungan kelompok tani, Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA), korporasi petani, masyarakat tani atau kelompok masyarakat yang mendukung pembangunan pertanian, serta diberikan kepada Brigade Alsintan yang dikelola dinas pertanian.
"Ketiga, dalam pengelolaan alsintan, diharapkan agar layanan jasa kepada petani selaku pengguna lebih murah dibandingkan harga yang berlaku, sehingga bantuan alsintan membantu meringankan biaya," bebernya.
Keempat, Andi Nur Alam menegaskan, bantuan diberikan secara "gratis" tanpa dipungut biaya oleh siapapun. Apabila ditemukan ada oknum yang melakukan pungutan biaya, maka Kementan tidak bertanggungjawab atas konsekuensi hukum yang diakibatkannya.
"Kelima, oleh karena itu, Kementan minta dinas pertanian untuk melakukan pengawalan dan pengawasan atas penyaluran bantuan alsintan. Laporan disampaikan secara triwulan kepada kami," tegasnya.
Sementara itu, terpisah, Kepala Dinas Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Muhammad Ashar membantah adanya tudingan sejumlah masyakarat tertentu bahwa terdapat pungutan atau pembayaran mahar untuk mendapatkan Alsintan bantuan pemerintah.
Menurutnya, sejauh ini penyaluran alsintan bagi kelompok tani di Kabupaten Wajo sudah sesuai dengan prosedur tanpa adanya pungutan biaya.
Baca Juga: Percepat Target Produksi, Kementan Terapkan Teknologi 4.0
"Tidak ada itu pembayaran mahar. Banyak yang tertipu, jual nama orang dinas. Tidak pernah ada yang namanya mahar," tegasnya.
Ashar menyatakan, jika menemukan adanya pembayaran mahar bantuan alsintan di lapangan, justru pihaknya akan menindak tegas. Pemerintah sangat pro aktif dalam mengoptimalkan bantuan alsintan untuk benar-benar meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani.
"Jika ada oknum yang permainkan (jual) bantuan alsintan, silakan laporkan ke kami. Kami akan tindak tegas dan tidak segan melaporkan penyelewangan bantuan ini ke ranah hukum," ujarnya.
"Karena ini, tindakan yang merugikan negara dan mencederai bahkan merusak program Kementerian Pertanian untuk kemajuan pertanian dan petani itu sendiri," pintanya
Berita Terkait
-
DPR Puji Kinerja Kementerian Pertanian Selama 5 Tahun Terakhir
-
Kementan Dukung Pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi
-
Indonesia Dukung Kemitraan Fund for Agricultural Development Membangun Desa
-
Para Petani di Lamongan Terima Klaim Asuransi Usaha Tani Padi
-
Penyaluran Pupuk Bersubsidi harus Penuhi 6 Prinsip Utama
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya