Suara.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan ada investor asal Amerika Serikat yang ingin bekerja sama untuk mengelola Pulau Komodo. Menurut Luhut Pandjaitan, ada sejumlah pihak yang juga tertarik untuk ikut berinvestasi dalam pengelolaan kawasan yang menjadi salah satu situs warisan dunia itu.
Luhut menyebut kerja sama dengan perusahaan dalam negeri diperlukan agar pengelolaan kawasan tersebut tetap berada di tangan anak bangsa.
"Ada beberapa (investor yang mau), Amerika yang jelas. Tapi dia harus kongsian dengan dalam negeri," kata Luhut Pandjaitan saat ditemui di kantornya di Jakarta, Senin (7/10/2019).
"Perusahaan dalam negeri kan ada yang bagus-bagus juga," lanjut dia.
Dalam kesempatan terpisah, Luhut menekankan pentingnya pengelolaan yang baik agar kawasan itu tetap terjaga kelestariannya. Ia menambahkan kerja sama dengan pengelola taman wisata internasional juga diperlukan untuk mengangkat nama Pulau Komodo.
Ide tersebut, menurut dia, mencontek dengan konservasi di Kenya, di mana ada perusahaan asing yang ikut mengelola kawasan konservasi di sana.
"Nah itu nanti bisa joint dengan Indonesia juga untuk mengawasi. Idenya adalah sama seperti di sana (Kenya) juga," ujar Luhut Pandjaitan.
Mantan Menko Polhukam itu juga menjelaskan terkait wacana soal biaya keanggotaan masuk ke Pulau Komodo yang masih dibahas pemerintah. Menurut dia, biaya keanggotaan tersebut akan menyasar para filantropis (dermawan) yang biasanya memiliki kepedulian tinggi terhadap alam dan lingkungan.
Pulau Komodo sendiri merupakan salah satu pulau dengan populasi komodo berukuran besar sehingga memiliki keistimewaan.
Baca Juga: Luhut Pastikan Pulau Komodo Tak Jadi Ditutup
"Jadi nanti filantropis yang kaya itu mungkin dia punya satu tiket seharga misalnya 1.000 dolar AS per tahun. Mereka yang punya tiket ini yang bisa masuk (bebas)," kata Luhut Pandjaitan.
Meski usulan soal keanggotaan masih wacana, Pulau Komodo sendiri masih akan tetap terbuka bagi wisatawan. Begitu pula dengan pulau-pulau lainnya di kawasan tersebut. (Antara)
Berita Terkait
-
Luhut Pastikan Pulau Komodo Tak Jadi Ditutup
-
Peduli Banget dengan Pulau Komodo, Begini Kata Leonardo DiCaprio
-
Pulau Komodo Ditutup 1 Tahun, Warga Khawatir Tak Bisa Nafkahi Keluarga
-
Status Pulau Komodo Ditutup Belum Jelas, Travel Bingung Jual Paket Wisata
-
10 Keuntungan AI Gain dalam Pengelolaan Keuangan Anda
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden