Suara.com - Ekonom Center of Reform on Economics (Core), Akhmad Akbar meminta pemerintah jangan melakukan pemborosan anggaran terhadap belanja-belanja yang tidak penting pada tahun depan. Sebab, saat ini ekonomi sedang sulit, imbasnya penerimaan negara dari sektor perpajakan juga ikut seret.
"Di tengah perlambatan roda ekonomi seharusnya pemerintah terlibat lebih aktif untuk stimulus belanja, tapi di sisi lain pemerintah juga punya keterbatasan ruang gerak karena penerimaan pemerintah terbatas," kata Akbar dalam acara Core Economic Outlook 2020 di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Untuk mengakali kondisi tersebut Akbar menyarankan pemerintah untuk melakukan belanja yang sifatnya prioritas, seperti sektor yang mampu mendongkrak konsumsi daya beli masyarakat.
"Pemerintah seharusnya melakukan belanja yang lebih prioritas, penggunaan anggaran yang lebih penting, menghemat dan mengurangi belanja yang tidak penting, jangan lagi itu meeting di hotel, kurangi perjalanan dinas ke luar kota," katanya.
Apalagi kata dia pada tahun depan pemerintah mengurangi anggaran subsidi energi menjadi Rp 137,5 triliun, lebih rendah dibandingkan anggaran subsidi energi dalam APBN 2019 yang sebesar Rp 159,97 triliun.
"Padahal belanja subsidi prioritas salah satunya mendorong membantu masyarakat untuk daya beli yang lebih tinggi," katanya.
Pengeluaran Pemerintah per akhir Oktober 2019 telah mencapai Rp 1.797,97 triliun 73,1 persen dari pagu APBN. Belanja ini meningkat 4,5 persen jika dibandingkan realisasi pada periode yang sama pada tahun 2018.
Realisasi belanja negara tersebut terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 1.121,10 triliun atau 68,6 persen dari pagu APBN dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp 676,87 triliun atau 81,9 persen dari pagu APBN.
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat mengalami peningkatan sebesar 4,7 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan utamanya diakibatkan oleh realisasi Belanja Bantuan Sosial yang mencapai Rp 91,75 triliun atau meningkat sebesar 32,7 persen bandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Baca Juga: Ekonom Mencurigai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Terus Stabil
Berita Terkait
-
Sampai Akhir Tahun, Ekonomi RI Diperkirakan Hanya Tumbuh 5,1 Persen
-
Meski Tengah Lesu, Menko Airlangga Klaim Ekonomi RI Tumbuh Berkualitas
-
Menko Airlangga Tetap Optimis Ekonomi RI Stabil
-
Data BPS soal Pertumbuhan Ekonomi Diragukan Ekonom Asing, Istana Buka Suara
-
Ekonom Asing Tak Percaya Data BPS, Ketua Umum Kadin Geram
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun