Suara.com - LRT Jakarta akan beroperasi secara komersial dengan tarif Rp 5.000 per sekali perjalanan flat (rata). Dengan integrasi fisik di stasiun Velodrome yang berhubungan langsung dengan koridor TransJakarta.
Masyarakat nantinya dapat langsung membayar dengan sekali tap out di koridor skybridge dan langsung menuju bus TransJakarta dengan dikenakan harga total perjalanan sebanyak Rp 8.500.
Berdasarkan keterangan yang didapat dari pihak LRT Jakarta, jumlah penumpang LRT per Oktober 2019, sudah mencapai 1.044.457 orang dengan rata-rata 6.528 penumpang per harinya.
Besarnya potensi tersebut bakal dimanfaatkan Bank DKI dalam mendukung sistem pembayaran non tunai di LRT Jakarta. Hal ini diwujudkan dalam bentuk sistem pembayaran non tunai menggunakan kartu JakCard dan Jak Lingko Bank DKI di LRT Jakarta.
“Ini merupakan potensi yang besar bagi Bank DKI untuk terus mendorong transaksi non tunai,” kata Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini dalam keterangannya, Rabu (27/11/2019).
Sebelumnya JakCard dan JakLingko Bank DKI dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di TransJakarta termasuk Trans Mikro, MRT Jakarta dan Railink Kereta Bandara Soekarno Hatta.
Ia juga menambahkan bahwa penerapan transaksi non tunai di transportasi publik merupakan bentuk dukungan Bank DKI terhadap program kerja Pemprov DKI Jakarta yang mendorong penggunaan transportasi publik di DKI Jakarta dan mewujudkan less cash society.
Jakcard dan Jaklingko bisa didapatkan dan melakukan ulang di halte Transjakarta, Monumen Nasional, dan Taman Margasatwa Ragunan. Selain itu untuk mempermudah pengisian ulang Jakcard dan Jaklingko kapan saja dan dimana saja dapat dilakukan melalui Near Field Communication (NFC) JakOne Mobile.
Jakcard juga dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran tempat rekreasi yang ada di DKI Jakarta seperti, Monumen Nasional, Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol dan beberapa Museum Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik yang berlokasi di Kota Tua.
Baca Juga: Klaim Jumlah Pengunjung Sudah Meningkat, Pemprov Izinkan LRT Dikomersilkan
“Integrasi sektor transportasi publik berikut dengan sistem pembayaran yang modern, nyaman dan aman menjadi penting dalam mewujudkan ekosistem transaksi non tunai di DKI Jakarta,” ujar Herry.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
Terkini
-
Target Harga Surge (WIFI) Usai Kinerja Naik 155 Persen
-
PGN dan Dart Energy Teken Perjanjian Jual-Beli Gas Metana Batubara
-
Kemenhub Proyeksikan 119,5 Juta Orang Wara-wiri pada Nataru
-
Bongkar Strategi BUMN Migas Jaga Kepercayaan Investor Asing
-
Usai Ancam Bekukan Bea Cukai, Purbaya: Sekarang Lebih Aktif Razia, Hampir Sulit Disogok
-
Merger BUMN Karya Belum Rampung, Targetnya Mundur di 2026
-
MORA Resmi Merger dengan MyRepublic, Sinar Mas Ambil Kendali
-
Purbaya Klaim Coretax Siap Pakai, 60 Ribu Orang Sukses Login Bersamaan
-
Panel Surya Buatan Batam Diekspor ke AS, Raup 20,7 Juta Dolar
-
Purbaya Sebut Dana SAL Rp 200 Triliun Sukses Turunkan Suku Bunga, Ini Buktinya