Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sepanjang 2019 kondisi ekonomi tak begitu menguntungkan bagi perekonomian nasional.
Pasalnya sejumlah indikator ekonomi banyak yang tak memenuhi target yang ditetapkan, seperti pertumbuhan ekonomi yang mentok di 5,05 persen hingga penerimaan pajak yang jauh dari harapan.
Sri Mulyani mengatakan perlambatan ekonomi global yang dipengaruhi dinamika perang dagang dan geopolitik, penurunan harga komoditi, serta perlambatan ekonomi di banyak negara jadi biang keroknya.
"Tahun 2019 perekonomian memang tidak baik dari sisi global dan itu sudah mulai muncul di dalam pengaruhnya dalam ekonomi kita di dalam negeri namun perekonomian domestik tetap bisa menunjukkan resiliensi atau ketahanan dengan pertumbuhan masih di atas 5 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan di banyak negara, APBN tahun 2019 lanjut Sri Mulyani sudah dipaksakan untuk didorong ekspansif dan countercyclical demi meredam gejolak ekonomi global.
"Kebijakan kita akan terus mendorong dan menjadi counter cyclical yang efektif untuk menjaga momentum ekonomi dan menjaga stabilitas ekonomi kita kebijakan fiskal tentu akan terus kita koordinasikan dengan kebijakan moneter bersama-sama untuk bisa menjaga perekonomian," katanya.
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.957,2 triliun atau 90,4 persen dari target APBN tahun 2019. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018, realisasi pendapatan negara tahun 2019 tersebut tumbuh 0,7 persen. Selanjutnya, realisasi belanja negara mencapai Rp 2.310,2 triliun atau 93,9 persen dari target APBN tahun 2019, atau tumbuh 4,4 persen dari realisasinya di tahun 2018.
Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara tersebut, defisit anggaran tahun 2019 mencapai sebesar Rp 353 triliun (2,2 persen dari PDB) yang sedikit lebih lebar dibandingkan dengan target awal 1,84 persen dari PDB namun tetap dalam batas yang diamanatkan dalam Undang-Undang Keuangan Negara.
"Kita berharap fundamental ekonomi 2019 yang tetap terjaga ini akan mendapatkan momentum yang lebih positif untuk masuk tahun 2020 dan tentu reformasi diharapkan akan makin meningkatkan confidence terhadap ekonomi Indonesia," harapnya.
Baca Juga: Jurang Defisit Makin Lebar, Sri Mulyani Tetap Tenang
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
Terkini
-
IHSG Anjlok Hari Ini Imbas ADB Turunkan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
-
Bye-bye Ganti Aplikasi! Vidio Hadirkan Fitur Belanja di Shopee Sambil Nonton
-
Pemerintah Siapkan 'Kado' Nataru, Stimulus Ekonomi ke-3 Siap Guyur Tiket Murah hingga PPN
-
BUMN Ngeluh Subsidi Belum Dibayar Kemenkeu, Purbaya: Suruh Menghadap Saya!
-
Anggaran Subsidi Energi Bocor, Menkeu Purbaya Akui Selama Ini Tak Tepat Sasaran
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Dorong PMI Jadi Wirausaha Tangguh, Mandiri Sahabatku Hadir di Taiwan
-
Bukan Permanen, ESDM: Pembelian BBM Murni Pertamina oleh SPBU Swasta Hanya Solusi Kekosongan Stok
-
Isu Polusi Udara, Wamen Bima Arya Minta Pejabat Naik Transportasi Umum
-
Menteri 'Koboi' Ancam Copot Anak Buah