Suara.com - Digital ekonomi berkembang sangat pesat termasuk dalam sektor sistem pembayaran. Gerakan non tunai (cashless society) sudah semakin akrab di kalangan masyarakat. Akibatnya, penggunaan uang kartal atau kertas menjadi berkurang.
Perum Peruri, BUMN yang mencetak uang kartal dan giral bagi Indonesia mengaku tak khawatir dengan fenomena maraknya transaksi non tunai tersebut.
Direktur Pengembangan Usaha Perum Peruri, Fajar Rizki mengatakan, fenomena cashless society memang jadi tantangan buat Perum Peruri, tapi kata dia saat ini transaksi non tunai masih tidak terlalu besar.
"Kalau di Jakarta, Surabaya, Makassar dan Medan mungkin cashless pertumbuhannya cukup tinggi, tapi di daerah di kota kecil uang fisik permintaan masih tinggi sekali," kata Fajar di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Sebetulnya kata Fajar, Perum Peruri tidak terlalu khawatir dengan perkembangan cashless society bahkan kata dia Perum Peruri bisa mengambil keuntungan dari fenomena ini dengan membuat sistem keamanan digital yang memang menjadi salah satu produk andalan Perum Peruri.
"Kita tidak masuk dalam bisnis uang digital kita masuk digital security, saat ini sudah banyak sekali fintech yang menggunakan security digital yang kami buat," kata Fajar.
Fajar menuturkan, saat ini selama dua tahun belakangan, order kebutuhan BI terhadap uang kertas terus meningkat. Bahkan untuk beberapa tahun ke depan, ia meyakini, order kebutuhan uang baik kartal maupun giral oleh BI masih terus akan meningkat.
Meski begitu, Peruri telah mengantisipasi transaksi elektronik dengan membangun anak perusahaan yang mendukung era digitalisasi tersebut.
"Setiap 2 tahun kita dapat pesanan dari BI itu sekitar 8 miliar lembar uang yang kita produksi untuk BI," katanya.
Baca Juga: Unik, Sumbangan Pesta Pernikahan Ini Pakai Aplikasi Pembayaran Non Tunai
Saat ini kata Fajar sekitar 60-70 persen pendapatan Perum Peruri berasal dari pencetakan uang baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan pendapatan usaha mencapai Rp 3,9 triliun pada 2019, angka ini naik sekitar 23 persen dari sebelumnya Rp 3,1 triliun. Sementara itu untuk laba usaha sekitar Rp 595 miliar di 2019.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera