Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta PT Pertamina (Persero) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menambah penyaluran dana riset untuk merintis industri katalis minyak nabati di Indonesia.
Hal ini dikatakan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Rakornas Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasionas (Kemenristek/BRIN) 2020,
"Dana sawit kita mendekati Rp 35 triliun, untuk apa disimpan saja? Saya sudah perintahkan perbanyak bantuan ke ITB untuk katalis," ujar Jokowi di Graha Widya Bhakti Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek), Serpong Kota Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/1/2020).
Katalis merupakan bahan yang dapat mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia. Bahan tersebut merupakan kunci teknologi proses yang digunakan pada berbagai industri mulai dari kimia, petrokimia, pengilangan minyak dan gas, termasuk teknologi energi terbarukan berbasis biomassa dan minyak nabati.
Jokowi pun menyebut saat ini PT Pertamina membutuhkan 50 katalis. Namun hanya tiga katalis yang mampu diproduksi sendiri.
"Saya tahu Pertamina itu butuh 50 katalis. Dan nyaris semua impor. Hanya tiga katalis yang mampu kita produksi sendiri. Padahal kita punya kemampuan produksi katalis itu. Nanti kita tindaklanjuti dalam ratas khusus," ujar Jokowi .
Indonesia kata Jokowi sudah mencanangkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) B30.
B30 merupakan pencampuran antara bahan bakar diesel atau solar dengan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) yaitu 70 persen solar dan 30 persen FAME.
Jokowi pun menyebut banyak manfaat terkait penggunaan B30 diantaranya, keuntungan petani sawit, menekan impor minyak, transaksi berjalan dan neraca transaksi berjalan semakin baik.
Baca Juga: Kisah Pilu Anak Buruh Sawit Derita Leukimia, Yuk Bantu!
"Kita ingin bisa produksi dengan bahan produksi sendiri. Dengan membangun industri katalis nasional akan menjamin harga sawit, kemarin B30 kita pakai harga sawit naik. Begitu B30 kita pakai lagi, harga sawit naik semua. Petani kita dapat untung. Impor minyak jadi turun, neraca transaksi berjalan jadi baik, defisit neraca perdagangan juga semakin baik. Seperti ini yang harus diintegrasikan," ucap dia.
Karena itu Jokowi meminta semua pihak mendukung pengembangan industri manufaktur katalis.
"Upaya ini harus didukung penuh. BUMN seperti Pertamina harus berperan lebih besar dalam perkembangan industri katalis ini," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengundang Kepala Tim Riset Katalis ITB Subagjo maju ke depan panggung. Subagjo dan tim adalah tim riset yang mengubah minyak kelapa sawit menjadi solar.
Kepada Jokowi, Subagjo menuturkan selama ini Pertamina sudah memberikan sebuah alat seharga Rp 8 miliar. Sementara BPDPKS memberikan dana riset sebanyak Rp 46 miliar.
"Sebelumnya kita dapat bantuan cuma dapat 1 juta, jadi Rp 46 miliar itu kami rasa sangat besar. Baiklah selanjutnya kami butuh sangat besar," kata Subagjo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen