Suara.com - Komisaris Independen PT Nara Hotel Internasional Tbk, Hamdi Hassyarbaini menyangkal adanya mitos atau persepsi yang beredar di kalangan investor pasar modal, bahwa harga saham akan turun pada hari pertama pencatatan di Bursa, jika investor mendapat saham IPO sesuai jumlah pesanan pada saat penjatahan terpusat (pooling allotment).
"Itu investor halu, yang berhalusinasi atau berasumsi jika harga pasti turun. Memangnya dia tuhan bisa menentukan harga? Saya kira itu asumsi yang tidak ada dasarnya," ujar Hamdi dalam keterangannya, Jumat (14/2/2020).
Hamdi merasa aneh dan tidak masuk akal jika ada investor pesan 1.000 saham dan dapat 1.000 saham atau sesuai dengan pesanan, lalu mereka malah komplain.
“Kami ingin membalik persepsi yang ada di pasar saham, bahwa investor retail di setiap IPO tidak pernah mendapat saham sesuai dengan yang dipesannya. Tapi ketika kami sudah memberikan sejumlah saham sesuai yang dipesan, kemudian investor malah protes dan meminta jumlah yang lebih sedikit. Ini kan aneh, dan tidak sesuai dengan prinsip dagang dimanapun, apalagi di pasar modal dikenal prinsip "my word is my bond", setiap ucapan harus dipegang teguh, apalagi tertulis," tutur Hamdi.
Lebih lanjut, mantan Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menjelaskan bahwa PT Nara Hotel Internasional Tbk memiliki visi dan misi yang sejalan dengan pasar modal, yaitu dengan mengikutsertakan sebanyak mungkin investor retail.
Menurut Hamdi, saham yang ditawarkan NARA untuk investor retail mencapai 62 persen, dan sisanya dialokasikan untuk penjatahan pasti (fix allotment).
Menurut Dia, Nara Hotel sudah mengikuti semua prosedur yang berlaku dalam proses IPO, sehingga dia tidak melihat adanya alasan yang kuat untuk menunda.
Hamdi berharap, jangan sampai gara-gara segelintir orang yang mengajukan protes tanpa dasar yang jelas, proses IPO Nara harus ditunda.
"Bagaimana dengan investor lain yang sudah menginvestasikan uangnya, yang berkehendak agar IPO ini berjalan dengan baik, dan dengan niat baik berinvestasi di pasar modal. Apabila kepentingan mereka diabaikan, akan dapat merusak integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal Indonesia," pungkas Hamdi.
Baca Juga: Alibaba Grup Resmi IPO di Bursa Hongkong, Tak Terpengaruh Aksi Demo
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Daftar Kementerian dan Instansi CPNS 2026, Diprediksi Bakal Buka Seleksi
-
BRI Sahabat Disabilitas, Dorong Difabel Berdaya Melalui Kegiatan Pelatihan dan Pemagangan
-
Influencer Tak Bisa Sembarangan, OJK: Harus Jujur Jika Endorse Produk Keuangan
-
Pakar Nilai Pengoperasian SPBU Kantong Bisa Tangani Masalah Stok BBM saat Bencana
-
Singgung SPBU Swasta Ogah Beli Base Fuel dari Pertamina, Bahlil: Jadi Aja Tukang Pijit!
-
Rencana Bandara Kertajati Jadi Pusat Bengkel Pesawat Terwujud, Pembangunan Tahap 1 Jalan
-
Mengenal Skema Ponzi: Dugaan Borok di Balik Bisnis Vendor Ayu Puspita Dinanti
-
Mendag Busan Mulai Kecangkan Ikat Pinggang Jaga Pasokan Bahan Pokok Saat Nataru
-
Ekonomi Melonjak, BP Batam Siapkan Strategi Kurangi Pengangguran
-
Operasi Tambang Emas Terafiliasi Astra International di Tapanuli Dibekukan KLH, Ini Kata Bahlil