Suara.com - Impor daging kerbau asal India gagal masuk ke Indonesia imbas pemberlakuan lockdown atau karantina wilayah di negara tersebut.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas mengakui, Bulog mengalami hambatan mendatangkan daging kerbau dari India imbas lockdown.
Buwas menjelaskan, bahwa Bulog telah mengajukan izin impor daging kerbau sejak awal tahun 2020. Namun, ia mengaku bahwa Kementerian Perdagangan tidak kunjung memberikan izin impor kepada Bulog.
"Itu sudah diputus di Rakortas sebenarnya, tetapi kami tidak mendapatkan izinnya untuk mengimpor. (Izin) diberikan terakhir kemarin setelah COVID. Begitu setelah covid, India lockdown, jadi sulit kami," kata Buwas di Jakarta, Kamis (9/4/2020) kemarin.
Buwas menjelaskan izin impor daging kerbau tersebut baru terbit pada bulan Maret 2020. Namun pada saat itu, India sudah melakukan lockdown untuk memutus penyebaran COVID-19 di negara tersebut. Akibatnya, pemasukan daging kerbau menjadi terhambat.
Bulog pun berupaya untuk memperoleh daging kerbau dari India yang sudah diimpor melalui Malaysia. Namun, impor juga tidak bisa dilakukan karena Malaysia pun sudah menerapkan lockdown.
"Ini terhambat karena memang ada keterlambatan pada perizinan. Terus terang untuk masalah daging kerbau, kami tidak bisa mendatangkan karena India tidak bisa (ekspor) lagi," kata Buwas.
Sebelumnya dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) di Kemenko Perekonomian pada 6 Maret lalu, Pemerintah memutuskan impor 100.000 ton daging kerbau yang ditugaskan kepada Perum Bulog.
Ada pun saat ini stok daging kerbau yang dimiliki Bulog tinggal 113,21 ton.
Baca Juga: Buwas Sebut Mafia Beras Masih Berkeliaran, Meski Stok di Bulog Aman
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2019 yang dilaksanakan BPS, konsumsi daging sapi/kerbau nasional mencapai sebesar 2,66 kg/kapita/tahun. Kebutuhan daging sapi/kerbau sampai bulan Mei 2020 diperkirakan sebesar 302.300 ton.
Ketersediaan daging sapi/kerbau sampai Mei 2020 berdasarkan produksi dalam negeri sebesar 165.478 ton.
Dengan demikian, masih diperlukan tambahan sebanyak 136.822 ton yang harus dipenuhi melalui impor daging sapi/kerbau sebesar 103.043 ton dan sapi bakalan 252.810 ekor atau setara 56.659 ton daging. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini
-
Kekayaan Rilke Jeffri Huwae, Dirjen Gakkum yang Dikritik Menteri Bahlil
-
COO Danantara Beberkan Alasan Turunnya Penambahan Modal ke Garuda Indonesia Jadi Rp 23,67 T
-
Mulai 2026, DJP Bisa Intip Kantong Isi E-Wallet dan Rupiah Digital Masyarakat
-
HUT ke-45, Brantas Abipraya Tampilkan Beragam Inovasi: Dari Tradisi ke Transformasi
-
Rupiah Kalah dari Semua Mata Uang Asia, Ada Apa dengan Ekonomi RI?