Suara.com - Amerika Serikat seperti sedang dalam kondisi yang sangat tidak bagus. Selain diserang pandemi virus corona, AS juga tengah dihantui utang.
Apalagi setelah sang Presiden Donald Trump menyebut dirinya sendiri dengan julukan "King of Debt" atau raja utang. Di masa jabatannya, terjadi lonjakan utang yang cukup besar dan membawa AS ke dalam krisis.
Alih-alih mengurangi defisit ketika ekonomi sedang kuat, Trump justru membuat tumpukan utang lebih banyak untuk membiayai insentif pemotongan pajak skala besar dan belanja negara yang meningkat. Itu berarti AS sedang mengalami masa krisis dalam kondisi keuangannya.
Melansir CNN, utang terhadap PDB mencapai hampir 80% bahkan sebelum pandemi virus corona melanda. Naik lebih dari dua kali lipat dari rata-rata dan dua kali lipat sebelum resesi hebat.
Utang tersebut akan semakin bertambah karena Amerika Serikat harus bertahan hidup di tengah pandemi ini.
Departemen Keuangan menyebutkan akan meminjam sekitar 3 triliun dolar AS pada kuartal ini. Itu hampir enam kali lipat rekor sebelumnya, yang ditetapkan pada 2008.
Sementara utang nasional Amerika Serikat sekarang mencapai 25 triliun dolar AS.
Para ekonom sepakat bahwa Amerika Serikat harus terus menumpuk utang untuk mencegah depresi ekonomi yang lebih parah. Jika tidak, Amerika Serikat tidak bisa membayar utang setelah krisis COVID-19 ini berakhir.
Bahkan pengawas defisit mendesak Paman Sam untuk terus meminjam.
Baca Juga: Kewenangannya Perangi Iran Dibatasi DPR dan Senat, Trump: Resolusi Hina!
"Kami membuat kesalahan besar dalam utang ketika ekonomi kuat. Tapi hanya karena kecerobohan yang mendorong kita ke masa krisis, tidak berarti kita tidak boleh meminjam sebanyak itu."" ujar Maya MacGuineas, presiden bipartisan Komite Responsible Federal Budget kepada CNN Business.
Akan ada konsekuensi jangka panjang atas utang yang harus dihadapi AS. Misalnya tingkat bunga yang lebih tinggi, inflasi yang lebih parah dan kemungkinan pajak yang lebih tinggi.
Untuk saat ini, fokus yang dilakukan adalah menjaga kondisi ekonomi Amerika tetap bertahan. Pada bulan Maret, Kongres meloloskan paket stimulus 2,3 triliun dolar AS, yang terbesar dalam sejarah AS.
Setengah triliun dolar pinjaman telah diberikan kepada usaha kecil. Bantuan langsung diberikan kepada keluarga berpenghasilan rendah dan menengah.
Kantor Anggaran Kongres memperkirakan defisit anggaran federal akan mencapai 3,7 triliun dolar AS tahun ini, naik 1 triliun dolar pada tahun 2019.
Kemungkinan paket stimulus juga akan didatangkan akhir tahun ini. Jumlahnya diperkirakan sekitar 2 triliun dolar. Paket tersebut untuk membantu pemerintah negara bagian dan lokal yang terdampak oleh krisis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Lowongan Kerja Kemenko PM September 2025: dari Videografer sampai Social Media Specialist
-
IHSG Loyo Didorong Pelemahan Rupiah
-
Menkeu Purbaya Bisa Andalkan Sektor Migas untuk Kejar Target Ekonomi Tumbuh 6 Persen
-
Merasa Terlindungi, Guru di Sukabumi Ceritakan Pengalaman Positif dengan JKN
-
Rupiah Terkapar Tak Berdaya Lawan Dolar AS Hari ini ke Level Rp 16.600
-
BTN Syariah Akan Berubah Jadi Bank Syariah Nasional, Layani Tabungan Emas Hingga Haji
-
CFX Catat Transaksi Derivatif Kripto Tembus Rp73,8 Triliun
-
Profil PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT): Raksasa Tekstil Resmi Pailit!
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Bitcoin Langsung Terbang?
-
Rupiah Jebol Rp16.600, Bos BI Turun Tangan Hingga Ungkap 'Jurus' Stabilisasi'