Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi sejumlah prediksi lembaga keuangan dunia yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh 0 persen.
Prediksi ini tentu jauh dari harapan pemerintah yang menginginkan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini bisa mencapai 2,3 persen di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
"Beberapa forecast Indonesia diperkirkan akhir tahun ini masuk angka 0-0,5 persen tapi pemerintah tetap dorong 0,5 sampai 2,3 persen," kata Airlangga dalam video teleconference di Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam.
Diakui Ketua Umum Partai Golkar ini, pandemi virus corona memang meruntuhkan hampir semua kegiatan ekonomi. Akibatnya pertumbuhan ekonomi di kuartal II kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang negatif.
"Diperkirkan di kuartal II kita mungkin masuk negatif tapi kita harus jaga agar kuartal III dan IV segera bisa restart (memulai) kembali kegiatan ekonomi, karena kalau semakin tentu recovery nya akan semakin sulit," paparnya.
Sebelumnya, Ekonom Senior sekaligus Tim Asistensi Menteri Perekonomian Raden Pardede mengatakan, ekonomi Indonesia sudah mulai terlihat bergerak kembali setelah pemerintah menerapkan kebijakan new normal.
Pardede mengatakan dengan penerapan new normal diharapkan pelan-pelan ekonomi Indonesia mulai bisa bergerak kembali.
"Perkiraan pola pemulihan ekonomi di bulan Maret drop, bulan April juga masih turun, di bulan Mei mulai off dan di bulan Juni mulai exit," kata Pardede dalam video teleconference di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Menurut dia pemulihan ekonomi akan terus terjadi jika pemerintah menjalankan kehidupan normal baru tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat, sembari menunggu penemuan obat penawar Covid-19.
Baca Juga: Prediksi Sri Mulyani soal Pertumbuhan Ekonomi Meleset
"Ini akan terus berlangsung pemulihan ini sampai dengan vaksin ditemukan tahun depan. Mudah-mudahan tahun depan kita sudah mendapatkan vaksin dan tersebar ke seluruh masyarakat," katanya.
Dirinya pun optimistis bahwa vaksin corona akan segara ditemukan dalam waktu dekat ini, karena semakin cepat akan semakin baik.
"Tahun depan ketika vaksin ditemukan ini akan pulih sebagian tapi belum kembali pada posisi (sebelum covid-19). Mungkin butuh waktu setengah tahun sampai 1 tahun lagi, 2022 atau 2023 baru kembali kepada (keadaan) pre covid-19," harapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
Terkini
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
Rencana Merger BUMN Karya Terus Digas, Tinggal Tunggu Kajian
-
NeutraDC Nxera Batam Jadi Pusat Hyperscale Data Center Berbasis AI dari TelkomGroup
-
Satgas PKH Ambil Alih Sejumlah Tambang Ilegal, Termasuk Milik Taipan Kiki Barki
-
Gara-gara PIK2, Emiten Milik Aguan CBDK Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2025
-
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama November!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun