Suara.com - Asian Development Bank (ADB) merilis angka pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia yang hanya akan tumbuh 0,1 persen, angka ini direvisi oleh ADB yang sebelumnya menyebut Benua Asia akan tumbuh 2,2 persen.
Mengutip Xinhua, Jumat (19/6/2020), Asian Development Outlook (ADO) 2020 dirilis pada bulan April, ADB memperkirakan pertumbuhan 0,1 persen untuk wilayah tersebut pada tahun 2020.
"Ini turun dari perkiraan 2,2 persen pada April dan akan menjadi pertumbuhan paling lambat untuk kawasan itu sejak 1961," kata laporan ADB tersebut.
Laporan lebih lanjut mengatakan pertumbuhan pada tahun 2021 diperkirakan akan meningkat menjadi 6,2 persen, seperti perkiraan pada bulan April. Tingkat produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2021 akan tetap di bawah apa yang telah dibayangkan dan di bawah tren pra-krisis, tambah laporan itu.
Tidak termasuk ekonomi industri baru dari Wilayah Administratif Khusus Hong Kong China, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan Taiwan, laporan itu mengatakan Asia yang sedang berkembang diperkirakan tumbuh 0,4 persen tahun ini dan 6,6 persen pada 2021.
"Ekonomi di Asia dan Pasifik akan terus merasakan pukulan pandemi COVID-19 tahun ini bahkan ketika penguncian perlahan-lahan dikurangi dan kegiatan ekonomi tertentu dimulai kembali dalam skenario 'normal baru'," kata Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada dalam sebuah pernyataan.
Asia Timur diperkirakan akan tumbuh 1,3 persen pada tahun 2020 sedangkan pertumbuhan pada tahun 2021 akan pulih menjadi 6,8 persen, menurut laporan itu.
Terpukul keras oleh COVID-19, Asia Selatan diperkirakan berkontraksi 3,0 persen pada 2020, dibandingkan dengan pertumbuhan 4,1 persen yang diprediksi pada April. Prospek pertumbuhan untuk 2021 direvisi turun menjadi 4,9 persen dari 6,0 persen.
Ekonomi India diperkirakan berkontraksi sebesar 4,0 persen pada tahun fiskal (TA) 2020, berakhir pada 31 Maret 2021, sebelum tumbuh 5,0 persen pada TA 2021.
Baca Juga: Outlook Pertumbuhan Ekonomi Makin Suram, Paling Tinggi Cuma 1 Persen
Menurut laporan itu, kegiatan ekonomi di Asia Tenggara diperkirakan berkontraksi sebesar 2,7 persen tahun ini sebelum tumbuh sebesar 5,2 persen pada 2021.
Kontraksi diperkirakan di negara-negara utama karena tindakan pengendalian memengaruhi konsumsi dan investasi domestik, termasuk Indonesia (-1,0 persen), Filipina (-3,8 persen), dan Thailand (-6,5 persen).
Vietnam diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,1 persen pada tahun 2020. "Sementara itu 0,7 poin persentase lebih rendah dari perkiraan April ADB, itu adalah pertumbuhan tercepat yang diharapkan di Asia Tenggara," kata laporan itu.
Inflasi untuk negara-negara berkembang Asia diperkirakan 2,9 persen pada tahun 2020, turun dari perkiraan 3,2 persen pada bulan April, mencerminkan permintaan yang menurun dan harga minyak yang lebih rendah. Pada 2021, ia mengatakan inflasi diperkirakan akan turun menjadi 2,4 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima
-
BRI Buka Akses Global untuk UMKM di Halal Indo 2025
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Purbaya Ngotot Sidak Acak Rokok Ilegal di Jalur Hijau: Kalau Ketahuan, Awas!
-
Program Magang Nasional Dibuka 15 Oktober, Pemerintah Jamin Gaji UMP
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Dari Meja Makan ke Aksi Nyata: Wujudkan Indonesia Bebas Boros Pangan
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan
-
VIVO dan BP-AKR Batalkan Pembelian BBM dari Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Biang Kerok