Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramalkan sepanjang Kuartal II 2020 konsumsi rumah tangga tidak tumbuh sama sekali alias 0 persen.
Lesunya daya beli ini menunjukan bahwa infeksi virus corona terhadap sendi-sendi ekonomi paling bawah masyarakat Indonesia sangat terasa sekali, hal tersebut terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat laju inflasi Mei hanya 0,07 persen.
"Kami perkirakan kuartal II, konsumsi rumah tangga yang tadinya masih bisa tumbuh sekitar 3 persen akan mengalami pelemahan lebih lanjut di kisaran 0 persen," kata Sri Mulyani saat rapat dengan Badan Anggaran DPR RI, Kamis malam (18/6/2020).
Maka dari itu, dirinya memastikan akan memberikan stimulus lanjutan mengatasi dampak wabah Covid-19, khususnya penguatan daya beli masyarakat.
"Bagaimana kita bisa kembalikan inflasi ke kuartal selanjutnya, akan jadi salah satu bagian terpenting dalam skenario pemulihan ekonomi Indonesia tahun 2020, yang kita harapkan momentumnya diakselerasi di tahun 2021," pungkasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi bulan Mei 2020 hanya sebesar 0,07 persen, angka ini terbilang sangat rendah jika dikaitkan dengan bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang jatuh tepat pada bulan Mei lalu.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan rendahnya laju inflasi ini menunjukkan gairah masyarakat akan daya beli sangat rendah akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
"Seperti saya sampaikan tadi bahwa inflasi bulan Mei tahun 2020 kecil sekali yaitu adalah sebesar 0,07 persen, sangat jauh kalau kita bandingkan dengan inflasi pada saat Idul Fitri tahun lalu yang untuk di bulan Juni di mana pada waktu itu inflasinya adalah 0,55 persen," kata Kecuk dalam konferensi pers melalui video conference di Jakarta, Selasa (2/6/2020).
Dia pun bilang bahwa situasi ini merupakan hal yang tidak biasa, karena biasanya pada waktu bulan Ramadhan dan Idul Fitri daya beli masyarakat meningkat tajam untuk memenuhi kebutuhan pokok sehingga cukup mengerek laju inflasi.
Baca Juga: Inflasi Rendah, Klimaks Lesunya Daya Beli saat Pandemi
"Kita semua menyadari bahwa situasi tidak biasa, karena kejadian pandemi virus Covid-19 itu yang menyebabkan pola dari situasi pada bulan Ramadan ini sangat tidak biasa berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya," katanya
"Biasanya kalau Ramadhan dan Idul Fitri itu permintaan meningkat karena berbagai kebutuhan sehingga inflasinya tinggi tetapi kali ini tidak terjadi memang situasinya tidak biasa," katanya.
Tak hanya itu kata Kecuk laju inflasi sepanjang tahun ini juga terbilang sangat rendah hanya 2,19 persen saja, bandingkan misalnya dengan inflasi Idul Fitri pada tahun lalu pada bulan Juni yang sebesar 3,28 persen.
Berita Terkait
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang
-
Pertama Kalinya Setelah Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi China Melambat
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!
-
Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat Tipis di Kuartal III 2025
-
Kadin Bakal Kawal Target Ambisius Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Prabowo
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Neo Pinjam: Bunga, Biaya Admin, Syarat, Tenor, Kelebihan dan Kekurangan
-
Sertifikat Tanah Ganda Paling Banyak Keluaran 1961 Hingga 1997, Apa Solusinya?
-
Optimalkan Nilai Tambah dan Manfaat, MIND ID Perkuat Tata Kelola Produksi serta Penjualan
-
Kasus Sertifikat Tanah Ganda Merajalela, Menteri Nusron Ungkap Penyebabnya
-
3 Altcoin Diprediksi Bakal Meroket Pasca Penguatan Harga Bitcoin US$ 105.000
-
MEDC Mau Ekspor Listrik ke Singapura
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal