Suara.com - Ambiyah (64), warga Demporeokan Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, merasakan hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk menjaga kesehatannya. Sejak diharuskan menjalani cuci darah rutin dua kali dalam seminggu, ia setia menggunakan kartu JKN-KIS miliknya untuk berobat.
Di sela menjalani pengobatannya, ia menceritakan pengalamannya berobat menggunakan kartu JKN-KIS miliknya.
“Saya sudah cuci darah sejak tiga tahun lalu. Awalnya dulu darah tinggi, dan sempat rawat inap sampai empat malam. Terus juga sempat berobat di sini, tapi disuruh rawat jalan dulu sampai akhirnya, karena sudah tidak tahan lagi dirujuk ke Palembang. Ketika dicek semua di Palembang, baru ketahuan ada batu ginjal, jadi dianjurkan dokternya untuk cuci darah,” tutur Ambiyah, Sumsel, Jumat (19/6/2020).
Tak sampai di situ, ia pun sempat menjalani cuci darah di Palembang dua kali selama sepuluh hari. Ia mengatakan, kalau badan rasanya sudah berkeringat dingin dan susah berjalan, barulah ia berobat, karena jika ke Palembang, maka ia harus menempuh jarak yang cukup jauh.
Ia menuturkan, semua pengobatannya ditanggung oleh BPJS Kesehatan, karena menggunakan kartu JKN-KIS. Baru-baru ini, ia pun memilih turun ke kelas III, karena ada penyesuaian iuran.
“Mau di kelas berapa pun tidak masalah, yang penting kartu JKN-KIS tetap aktif. Tiga tahun, saya sudah cuci darah dan tidak menemukan kendala. Pelayanan di rumah sakit juga bagus. Kalau disuruh bayar sendiri untuk cuci darah, saya tidak punya uangnya. Kalau tidak sehat dan tidak punya kartu JKN-KIS, mungkin saya tidak bisa ke kebun untuk mencari uang. Kalau tidak ada BPJS Kesehatan, saya tidak tahu bisa berobat atau tidak,” ucap Ambiyah penuh syukur.
Dari semua pengalaman menggunakan kartu JKN-KIS untuk berobat, Ambiyah merasakan besarnya manfaat Program JKN-KIS. TWalaupun hanya membayar iuran setiap bulan, namun iuran yang ia keluarkan tak sebanding dengan besarnya manfaat yang diterimanya.
Kini Ambiyah dapat menikmati kemudahan berobat dengan tenang tanpa memikirkan biaya lagi.
Baca Juga: Tiba-tiba harus Operasi, Yora Apresiasi Program JKN-KIS
Berita Terkait
-
BPJS Kesehatan Bangun Sistem Pencegahan Kecurangan
-
Program JKN-KIS merupakan Aset yang Dapat Dimanfaatkan oleh Negara
-
BPJS Kesehatan Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Lemhannas
-
Jalani Rawat Inap dengan JKN-KIS, Misnawati Bersyukur Tak Keluarkan Biaya
-
Faisal Rasakan Manfaat JKN-KIS dan Ingin Sembuhkan Penyakit Gondoknya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan