Suara.com - Harga minyak dunia menguat di tengah harapan upaya stimulus untuk membantu mengangkat perekonomian Amerika Serikat (AS). Meski demikian, kenaikan harga minyak dunia masih dibatasi oleh meningkatnya kasus virus corona, serta ketegangan antara Washington dan Beijing.
Mengutip CNBC, Selasa (28/7/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 7 sen menjadi 43,41 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, meningkat 31 sen menjadi 41,60 dolar AS per barel.
Dolar AS yang lemah, membuat komoditas berdenominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, juga membantu mendorong minyak berjangka.
Indeks Dolar (Indeks DXY) mencapai level terendah sejak Juni 2018, terbebani kekhawatiran ekonomi domestik dan memburuknya hubungan AS-China.
Ketegangan terbaru antara dua ekonomi terbesar di dunia itu setelah penutupan konsulat di Houston dan Chengdu membuat investor berbondong-bondong menuju aset safe-haven, seperti emas dan obligasi, dan menjauh dari aset berisiko seperti minyak berjangka.
Sementara itu, kasus virus corona global melampaui 16 juta jiwa, dan virus tersebut melonjak di sejumlah wilayah Amerika Serikat.
Kendati permintaan minyak meningkat setelah jatuh pada kuartal kedua, penguncian wilayah kembali dilakukan karena kenaikan tingkat infeksi membuat pemulihan tidak merata.
Brent tetap berada di jalur untuk mencatat kenaikan bulanan berturut-turut, dan WTI bakal meningkat untuk bulan ketiga karena pemotongan pasokan dari Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan Rusia memberikan dukungan.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan, Amerika Serikat (AS) kembali meluncurkan paket stimulus untuk bisnis dan warganya yang terdampak pandemi virus corona (COVID-19).
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menguat di Tengah Ketegangan AS-China
Dalam wawancara di program "State of the Union" CNN pada Minggu (26/7/2020), Kudlow mengatakan Partai Republik telah menyelesaikan RUU stimulus baru yang bernilai sekitar 1 triliun dolar AS (Rp 14.000 triliun).
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
BEI: IHSG Telah Melonjak 16,83 Persen dari Akhir Tahun 2024
-
ADRO Masuk Key Call List UBS: Target Harga Saham Diproyeksi Naik 49 Persen
-
Soroti Listrik di Daerah 3T, Bahlil: Nasionalisme Masyarakat Jangan Berkurang!
-
Anak Menteri Keuangan Viral Lagi Usai Memprediksi Krisis Ekonomi Global: Siapkan Bitcoin dan Emas!
-
Purbaya Wanti-wanti Himbara Soal Penyaluran Dana Rp200 T: Jangan ke Konglomerat!
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
Bahlil Salurkan Listrik dan Resmikan PLTMH di 3 Wilayah
-
Telin, SDEC, dan ITCO Niaga Perkuat Kolaborasi Regional untuk Pengembangan Sistem Kabel Laut ICE II
-
CEK FAKTA: Jokowi Buat Natuna Jadi Jaminan Utang Kereta Cepat China
-
Emiten Keluarga Kalla Grup BUKK Raup Laba Bersih Rp 619,42 Miliar di Kuartal III-2025