Suara.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku tak ingin jual mahal dalam menarik investasi yang masuk ke Indonesia di tengah-tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
BKPM sebagai pintu masuk investasi di tanah air memberikan karpet merah bagi seluruh investor baik dari kecil hingga yang besar.
"Kita engga mau pilih-pilih, investor kecil investor besar kita layani sama baiknya," kata Bahlil dalam sebuah diskusi online yang diselenggarakan oleh Indef, Selasa (4/8/2020).
Bahlil berucap akibat pandemi banyak dari masyarakat Indonesia kehilangan pekerjaan, akibat perusahaan tempat mereka bekerja sudah tak mampu lagi melawan ganasnya Covid-19.
Maka dari itu salah satu cara untuk membuka lapangan pekerjaan yang besar adalah dengan investasi. Dengan investasi kata dia membuka selebar-lebarnya pintu lapangan kerja.
"Dalam posisi seperti ini, negara mana pun pasti akan mendorong investasi karena investasi adalah pintu untuk menciptakan lapangan pekerjaan," ucapnya.
Dari data yang ia miliki, saat ini sekitar 17 juta masyarakat Indonesia sedang mencari pekerjaan. Untuk menciptakan lapangan kerja yang banyak tersebut tak hanya bisa dilakukan oleh lowongan kerja dari PNS dan BUMN saja, tapi juga peran dari swasta.
"Jadi kalau kita pilih-pilih, sekarang Covid-19, investasi masuk, lapangan kerja kita bisa ciptakan," kata mantan Ketua Umum HIPMI ini.
Dari data BKPM realisasi investasi yang masuk ke Indonesia sepanjang semester I 2020 sebesar Rp 402,6 triliun atau 49,3 persen dari target Rp 817,2 triliun sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Bawa Kabur Duit Rp 3,6 M, Direktur Investasi Bodong Cianjur Diburu Polisi
Bahlil mengatakan capaian ini sangat menggembirakan pasalnya angkanya meningkat 1,8 persen secara year on year, apalagi kata dia kondisi 6 bulan pertama ini penuh gejolak karena adanya pandemi virus Covid-19.
Bahlil merinci Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi realisasi investasi tersebut yang mencapai Rp 207 triliun atau setara 51,4 persen, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang Rp 195,6 triliun atau mencapai 48,6 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya
-
Harga Mati! ESDM Tetap Sarankan Shell Cs Beli BBM Murni dari Pertamina Hingga Akhir Tahun
-
Apa Itu XAUUSD dan Pengaruhnya Terhadap Harga Emas
-
Kementerian BUMN Berubah Jadi BP BUMN, Gaji ASN dan PPPK Turun?
-
Utang Krakatau Steel Susut Lebih Cepat, Setelah Restrukturisasi Disetujui