Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2020 telah terjadi deflasi sebesar 0,05 persen, ini merupakan deflasi kedua berturut-turut setelah bulan lalu mengalami hal yang serupa.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konfrensi pers melalui video teleconference, Selasa (1/9/2020) mengatakan pagebluk virus corona atau Covid-19 benar-benar belum memulihkan daya beli masyarakat, meskipun pemerintah sudah melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
"Di semua negara bahwa karena pandemi Covid-19 terjadi pelemahan daya beli, sehingga hampir inflasi di semua negara mengalami perlambatan dan mengalami deflasi," kata Kecuk.
Lebih lanjut Kecuk menambahkan bahwa wabah ini menghantam seluruh lapisan masyarakat sehingga akan menurunkan daya beli.
Tetapi dirinya berharap bahwa kebijakan pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional bisa segara menggairahkan daya beli.
"Pemerintah sudah membuat berbagai kebijakan yang tertuang di dalam pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Kecuk memaparkan berdasarkan hasil pantauan BPS di 90 kota, 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi sepanjang bulan Agustus 2020.
Deflasi yang tertinggi terjadi di Kupang yaitu sebesar 0,92 persen dengan penyebab utama terjadinya deflasi karena penurunan harga beberapa komoditas seperti ikan kemudian juga daging ayam ras dan angkutan udara.
Sedangkan deflasi terendah terjadi di Sibolga, Tembilahan, Bekasi dan Banyuwangi yaitu sebesar 0,01 persen.
Baca Juga: Daya Beli Masyarakat di Sepanjang Agustus 2020 Masih Loyo
Sebaliknya inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,88 persen, yang diakibatkan kenaikan harga komoditas seperti emas perhiasan, kenaikan minyak goreng dan juga kenaikan beberapa jenis ikan.
Sementara inflasi terendah ada di Batam, Kediri dan Kotamobagu yang masing-masing adalah sebesar 0,02 persen.
Dengan laju inflasi sebesar 0,05 persen ini maka tingkat inflasi tahun kalender mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus tahun 2020 adalah sebesar 0,93 persen dan inflasi tahun ke tahun dari Agustus 2020 ke Agustus 2019 sebesar 1,32 persen.
Berdasarkan komponennya, deflasi sebesar 0,05 persen ini terdiri dari inflasi inti 0,29 persen di Agustus 2020, harga yang diatur pemerintah (administered price) minus 0,02 persen, dan harga bergejolak (volatile food) minus 1,44 persen.
Sementara dilihat dari tahun kalender atau dari Januari-Agustus 2020, untuk inflasi inti sebesar 0,93 persen, sedangkan harga diatur pemerintah 0,09 persen, dan harga bergejolak sebesar 0,32 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025