Suara.com - Sekitar 80 persen pengeluaran Jaminan Kesehatan Sosial-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) terserap untuk pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit (RS) dan 20 persen untuk pembiayaan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Maya Amiarny Rusady, dalam Pertemuan Nasional II Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB) Tahun 2020, Selasa (1/9/2020).
Pembiayaan Program JKN-KIS dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada 2014 sebesar Rp 42,7 triliun menjadi Rp 108,7 triliun pada tahun 2019.
Menurut Maya, persalinan dengan menggunakan metode operasi caesar menjadi salah satu layanan JKN-KIS yang mengalami peningkatan kasus secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2019, tercatat ada 608.994 prosedur operasi caesar di rumah sakit, sementara persalinan normal di FKTP tercatat ada 1.066.559 prosedur.
Jika ditotal, dari 1.675.553 prosedur persalinan, sebanyak 36 persen merupakan prosedur persalinan dengan operasi caesar.
"Padahal kasus operasi caesar menurut rekomendasi WHO adalah 10-15 persen. Tentu hal ini perlu jadi perhatian kita bersama. Kami berharap, ada pedoman/kriteria dalam menentukan tindakan operasi caesar agar dapat melakukan utilization review dan audit medis menggunakan instrumen tersebut," kata Maya.
Selain itu, untuk mengendalikan angka tersebut, lanjut Maya, penerapan sistem kendali mutu pelayanan jaminan kesehatan juga harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi pemenuhan standar mutu fasilitas kesehatan, memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta pemantauan terhadap luaran kesehatan peserta. Salah satu upayanya adalah dengan memperkuat peranan Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB).
"TKMKB yang beranggotakan organisasi profesi, pakar klinis, dan akademisi yang ahli di berbagai bidang ilmu, diharapkan bisa menjadi pihak yang independen, serta menjadi wadah komunikasi dan konsultasi para pemangku kepentingan utama, baik fasilitas kesehatan, pemerintah, maupun BPJS Kesehatan, guna memastikan pelayanan kesehatan yang diterima peserta JKN-KIS berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk itu, tahun ini, BPJS Kesehatan menetapkan strategi pengendalian mutu dan biaya pelayanan kesehatan melalui penguatan peran TKMKB," ucap Maya.
Sementara itu, Ketua TKMKB Pusat, dr. Adang Bachtiar mengatakan bahwa tingginya jumlah persalinan caesar bisa disebabkan oleh kurang terkontrolnya rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ke rumah sakit, meski sebenarnya BPJS Kesehatan sudah memberikan rujukan non spesialistik, yakni dari FKTP ke jejaringnya seperti bidan.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Tekankan Pentingnya Gerakan Disiplin Protokol Kesehatan
"Ada banyak faktor. Misalnya di FKTP, pelayanannya kurang memuaskan, atau pasien lebih yakin jika bersalin di rumah sakit. Bisa juga karena pasien memiliki penyakit penyerta (komorbid), sehingga treatment-nya harus khusus. Artinya, ini adalah isu besar yang butuh penyelesaian bersama. Tim KMKB sendiri telah mendorong akademisi untuk mengkaji fenomena ini bersama pemerintah selaku regulator. Harapannya, ada langkah solutif bagi seluruh pihak, baik pasien, BPJS Kesehatan, tenaga medis, dan fasilitas kesehatan itu sendiri," katanya.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia dr. Ari Kusuma Januarto mengatakan, TKMKB pusat dan daerah berperan untuk menstimulasi dan meningkatkan kualitas pelayanan persalinan, baik di FKTP maupun rumah sakit.
"Perlu dilakukan pengembangan implementasi prinsip pelayanan kesehatan berbasis nilai-nilai dan pelayanan kehamilan yang bersifat kolaborasi interprofesional dengan dukungan biaya yang memadai, sehingga diharapkan, dampaknya terhadap kesehatan ibu dan anak semakin baik," ujarnya.
Berita Terkait
-
Gegara Sering Datang, Kucing Ini Diangkat Jadi Satpam Rumah Sakit
-
Miris, Pasangan Buta Huruf Tak Sadar Teken Surat Pernyataan Menjual Bayi
-
Tingkatkan Kapasitas Rumah Sakit, Pemprov DKI Rekrut 1.800 Nakes
-
Pasien Membludak, Pemprov DKI Bakal Tambah RS Rujukan Covid-19
-
Viral Kucing Dijadikan Satpam Rumah Sakit Gegara Terlalu Sering Berkunjung
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
LPS : Program Penjaminan Polis, Instrumen Penting Tingkatkan Kepercayaan Publik
-
Kebutuhan Asuransi Makin Penting, Allianz Life Syariah Raup 120 Ribu Nasabah
-
Stockbit Error Sejak Pagi, Publik Ancam Pindah Platform Hingga Lapor YLKI
-
HIPMI Soroti Dugaan Tekanan Kelompok Kepentingan di Industri Tekstil
-
Rupiah Loyo di Tengah Kuatnya Dolar AS, RUU Redenominasi Jadi Sorotan
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini di Awal Sesi, Rawan Aksi Profit Taking
-
Ratusan Eksportir Sawit Diduga Nakal, Kibuli Negara Dengan Modus Pintar
-
Ekonom Sebut Moratorium Cukai Rokok Lebih Untung Bagi Negara Dibanding Kenaikan
-
Waduh, Kesadaran Masyarakat Indonesia Melek Keuangan Syariah, Masih Kecil!
-
Bursa Kripto Domestik Siapkan Solusi untuk Transaksi Jumbo