Suara.com - Melihat kondisi Indonesia di tengah pandemi covid-19, peran barang milik negara (BMN) dan barang milik daerah (BMD), sangat penting untuk membantu penanggulangan penyebaran virus corona dengan cara optimalisasi penggunaan aset.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, banyak BMN yang bisa dimanfaatkan secara optimal sebagai ruang isolasi pasien covid-19.
Bahkan, kata dia, BMN maupun BMD juga banyak yang bisa digunaka untuk fasilitas observasi dan perawatan, seperti yang dilakukan pada Pulau Galang, Wisma Atlet, dan Asrama Haji Pondok Gede.
“Kementerian negara dan pemda diharapkan terus melakukan peningkatan pemanfaatan BMN dan BMD ini sehingga tidak hanya berfungsi untuk pemerintahan, namun juga berfungsi bagi masyarakat dan ekonomi," kata Sri Mulyani pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2020 secara virtual, Selasa (22/9/2020).
Apalagi kata dia ditengah pandemi seperti ini, di mana kebutuhan akan tempat untuk isolasi pasien positif Covid-19 meningkat cukup tinggi.
"Dengan kondisi saat ini, peran nyata BMN dan Barang Milik Daerah (BMD) adalah sangat penting dan kita harus mengupayakan agar BMN tidak menjadi sia-sia atau tidak bermanfaat," katanya.
Penatausahaan BMN memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas.
Penambahan nilai BMN yang signifikan terjadi pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2019 karena adanya penyajian hasil revaluasi BMN yang dilaksanakan pada tahun 2017 dan 2018.
Dari catatan yang ia miliki saat ini nilai aset BMN meningkat berkali-kali lipat setelah diaudit ulang oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Baca Juga: Pandemi Corona, Sri Mulyani Sederhanakan Bisnis dan Tarif Pemanfaatan BMN
“Penilaian kembali BMN kita pada tahun lalu yang telah diaudit oleh BPK telah menyebabkan peningkatan nilai aset tetap di dalam neraca LKPP, dari yang sebelumnya Rp 1.931,1 triliun meningkat menjadi Rp 5.949,9 triliun," ucapnya.
"Artinya, BMN kita yang peningkatan nilainya menunjukkan adanya perubahan di dalam nilai pasar itu menggambarkan nilai dari upaya kita di dalam menggunakan keuangan negara secara bertanggung jawab. Penilaian yang sangat signifikan ini tentu menaikkan nilai aset dari pemerintah pusat, dari yang tadinya Rp6.325,3 triliun menjadi Rp10.467,5 triliun," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
BUMI Jadi Incaran Asing, Bukukan Net Buy Terbesar Ketiga di BEI Sepekan Terakhir
-
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
-
Perbaikan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Diperpanjang Sepekan, Cek Rutenya
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia