Suara.com - Harga minyak mentah dunia menguat setelah stok bahan bakar Amerika Serikat (AS) menunjukan penurunan.
Mengutip CNBC, Kamis (24/9/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 5 sen menjadi 41,77 dolar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, meningkat 13 sen menjadi 39,93 dolar AS per barel.
Persediaan minyak mentah, bahan bakar dan produk penyulingan AS semuanya menyusut pekan lalu menurut data Badan Informasi Energi.
Stok minyak mentah turun 1,6 juta barel, kurang dari perkiraan, stok bahan bakar berkurang lebih dari ekspektasi, turun 4 juta barel, sementara stok produk distilasi membukukan penarikan mengejutkan 3,4 juta barel.
Tetapi melonjaknya infeksi Covid-19 di sejumlah negara termasuk India, Prancis, dan Spanyol serta pembatasan terbaru pada aktivitas bisnis di Inggris mendorong kekhawatiran tentang permintaan, bersamaan dengan lebih banyak pasokan mungkin akan datang dari Libya.
Di Amerika Serikat, jumlah korban tewas melampaui 200.000 jiwa. Aktivitas bisnis AS melemah pada September, menunjukkan hilangnya momentum dalam perekonomian saat kuartal ketiga hampir berakhir dan pandemi tetap ada.
Sementara itu, ekspor minyak solar China pada Agustus melambung dua kali lipat dari level Juli menjadi 1,09 juta ton, berdasarkan data bea cukai karena penyulingan mengirimkan bahan bakar ke luar negeri di tengah margin ekspor yang buruk untuk mengurangi persediaan produk minyak dalam negeri yang melimpah.
Minyak anjlok karena pandemi memukul permintaan, dengan Brent jatuh di bawah 16 per barel dolar AS level terendah dalam 21 tahun, pada April.
Baca Juga: Lockdown di Eropa Lebih Longgar, Harga Minyak Dunia Rebound
Rekor pemotongan produksi oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, membantu mendongkrak harga.
OPEC menghadapi tantangan baru karena Libya, anggota OPEC yang dibebaskan dari pemotongan pasokan, berupaya meningkatkan pasokan setelah konflik di negara itu mulai mereda.
Kapal tanker diprediksi memuat minyak mentah di terminal Marsa el-Hariga Libya pekan ini, yang pertama sejak Januari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Prabowo Disebut Lagi Bersih-bersih Konglomerat Hitam Migas, Mau Rebut Kendali Sumber Daya
-
WIKA Bicara Keuntungan Jika BUMN Karya Jadi Merger
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Shell Akan Kembali Garap 5 Blok Migas Indonesia
-
Dukung Asta Cita, BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR Senilai Rp147,2 Triliun
-
Impor Pertalite Capai 60 persen dari Kebutuhan 39 Juta kl per Tahun
-
Apindo Nilai Janji 19 Juta Lapangan Kerja dari Prabowo Tidak Realistis
-
CORE: Ekonomi Indonesia 2026 Resilien, Tapi Akselerasi Tertahan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut