Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimis perekonomian nasional secara perlahan akan terus menunjukkan perbaikan, meski secara lambat.
Sikap optimis tersebut kata dia secara gamblang terlihat dari kinerja beberapa indikator ekonomi yang menunjukan pemulihan seperti Purchasing Managers Index (PMI) serta ekspor non migas sepanjang Kuartal III.
"Ada perbaikan dari Purchasing Managers Index kemudian juga ada perbaikan dari sisi kinerja ekspor nonmigas," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI secara virtual, Senin (28/9/2020).
Sehingga kata dia kondisi perekonomian sepanjang Kuartal III akan jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi Kuartal II yang dimana pada periode tersebut ekonomi ambles 5,32 persen.
"Perbaikan di triwulan ketiga akan berjalan secara perlahan," ujar Perry.
Pemerintah kata dia akan terus memberikan stimulus keuangan bagi sektor ekonomi dari pagebluk virus corona atau Covid-19.
"Pemberian stimulus ini bisa mengindari penurunan yang lebih tajam dan memberikan perbaikan dan memang secara bertahap," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III akan tumbuh negatif.
Dari prediksi terbarunya, Sri Mulyani mengatakan hingga akhir September 2020 atau kuartal III pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh -2,9 persen hingga -1,0 persen.
Baca Juga: BRIsyariah terus Permudah Upaya UMKM untuk Pulihkan Ekonomi
"Forecast terbaru kita pada September -2,9 persen hingga -1,0 persen ini artinya negatif teritori kemungkinan pada kuartal III," kata Sri Mulyani dalam konfrensi pers APBN Kita melalui video teleconference di Jakarta, Selasa (22/9/2020).
Alasan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mematok angka tersebut karena pemulihan ekonomi pada kuartal tersebut masih jauh dari harapan.
Semisal tentang konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh negatif, meski pertumbuhannya lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya.
Kedua, konsumsi pemerintah di kuartal III-2020 naik tajam seiring percepatan realisasi belanja pemerintah. Ketiga, investasi sedikit lebih baik, tapi masih lemah tercermin dari indikator aktivitas bangunan, impor barang modal, dan penjualan kendaraan niaga.
"Perbaikan aktivitas ekonomi masih tertahan membuat investasi masih wait and see," katanya.
Keempat, perdagangan internasional masih turun tajam, terutama perbaikan PMI mempengaruhi walau pun masih tumbuh negatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Franchise & Property Talk 2025, Bisnis Air Minum Isi Ulang Ini Mengupas Konsep Investasi Ganda
-
Mendag Bantah Mentan soal Impor Beras Ilegal di Sabang dan Batam: Itu Kawasan Bebas!
-
Purbaya Buka-bukaan Alasan Penerimaan Pajak Rendah: Ekonomi Sudah Lesu Sejak 2024
-
Harga Pangan Hari Ini: Cabai dan Bawang Meroket
-
Alasan Manajemen Mendadak Rombak Jajaran Direksi KAI Commuter di Tengah Kasus Tumbler Ilang
-
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Mengundurkan Diri
-
Puji-puji Ratu Maxima Soal Layanan QRIS Milik Indonesia
-
BRInita Buktikan Keandalan Dukung BRI dalam Meraih Penghargaan CSR Internasional
-
Partai Komunis China Guyur Investasi Rp 36,4 Triliun ke Indonesia, Untuk Apa Saja?
-
Presiden Prabowo Akan Bangun Dewan Nasional Baru Usai Bertemu Ratu Maxima