Suara.com - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah sudah memprediksi bahwa perekonomian Indonesia bakal tumbuh negatif ketika kasus pertama virus corona ini muncul pada awal Maret 2020.
"Secara hitung-hitungan ekonomi, kita sudah membayangkan hal ini (ekonomi negatif) sejak Maret lalu," kata Suahasil dalam acara webinar, Selasa (29/9/2020).
Ketika ancaman pertumbuhan bakal negatif kata dia, pemerintah pun putar otak dalam merancang penggunaan anggaran dalam APBN.
Suahasil menuturkan, penggunaan APBN menjadi tulang punggung pemerintah dalam menyelamatkan perekonomian.
"Pada saat itu pula kita berfikir yang namanya anggaran negara menjadi tulang punggung," katanya.
Suahasil menyebut, tidak mudah bagi APBN sebagai instrumen utama kebijakan fiskal untuk menyesuaikan diri dengan arus ketidakpastian akibat pagebluk corona.
"APBN kita terkena dampak, kena imbas, seperti apa imbasnya kalau kegiatan ekonomi turun maka penerimaan negara turun, ini dialami APBN dan APBD, semua kegiatan ekonomi turun," katanya.
Bahkan kata mantan Kepala Kebijakan Fiskal (BKF) ini hingga akhir Agustus defisit APBN sudah sebesar Rp 500,5 triliun. Defisit tersebut setara 3,05 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Pelebaran defisit APBN kata dia demi mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan anggaran yang lebih banyak di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: Antisipasi Kontraksi Ekonomi Lanjutan, Pengelolaan APBN Perlu Dimaksimalkan
Dengan melebarnya defisit, maka ruang pemerintah menarik pembiayaan utang lebih luas lagi untuk memenuhi kebutuhan penanganan COVID-19.
"Kalau terjadi defisit, Indonesia sangat terkenal dalam sejarah yang pengelolaan APBN sangat disiplin mengenai defisit, selalu di bawah 3 persen, kita lakukan hal ini sejak UU Keuangan Negara tahun 2003," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
4 Fakta Radiasi Cs-137 PT PMT Cikande: Pemilik Diduga WNA Kabur ke Luar Negeri?
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
Terkini
-
Siap-siap, ESDM Bakal Cabut IUP Perusahaan Tambang Jika Tak Bayar Kewajiban Reklamasi
-
Double Diskon Superindo Hari Ini, Potongan Harga Hingga 50 Persen di Semua Kategori
-
PT Timah Copot Sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro
-
Bank Aladin Syariah Investasi di Pendidikan, Guyur Dana Beasiswa
-
Satu Direktur Bank Woori Finance Indonesia Tiba-tiba Mundur
-
LMS 2025: Infrastruktur Bendungan dan Pengadaan Pangan Jadi Dua Sisi Mata Uang Tak Terpisahkan
-
4 Fakta Radiasi Cs-137 PT PMT Cikande: Pemilik Diduga WNA Kabur ke Luar Negeri?
-
Pemerintah Jamin Masyarakat 3T Raih Akses Listrik 24 Jam di 2026
-
Rencana DMO Emas, IMA Ingatkan Pemerintah: Jangan Abaikan Harga Pasar dan Fluktuasi Global!
-
Lewat Akselerasi Ekspor Digital di TEI 2025, Bank Mandiri Perkuat Peran Mitra Strategis Pemerintah