Suara.com - Perusahaan logistik PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) tidak menampik bahwa adanya pandemi Covid-19 yang terjadi selama ini, telah memberikan dampak yang cukup signifikan di dunia industri, terutama di industri jasa pengiriman. Volume pengiriman internasional turun, tapi volume pengiriman domestik malah naik.
Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi Soeprapro mengatakan, sejak Covid-19 merebak, pemerintah sempat memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
“Nah pada saat itu, aktivitas perkantoran berhenti, lalu pabrik juga juga menghentikan kegiatan produksinya. Ini memberikan dampak juga untuk kami di jasa pengiriman, tapi tidak berlangsung lama,” ujar Feriadi, dalam dalam 2021: It’s Time to Win- Back “Reimagine, Recover, Regain”, yang diselenggarakan oleh Inventure, Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Menurutnya, kebijakan PSBB tersebut ternyata melahirkan perubahan pola belanja yang dilakukan konsumen. Untuk membantu pemerintah mengurangi dampak Covid-19, konsumen menjadi lebih sering belanja melalui online.
Hal ini tentu saat dimanfaatkan oleh JNE untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Penerapan PSBB menjadi tantangan tersendiri bagi JNE untuk terus meningkatkan pelayanan.
“Kami optimalisasi jaringan distribusi melalui semua jalur yang masih bisa diakses, baik darat, udara, maupun laut. Apalagi pemerintah telah membangun akses transportasi yang sangat baik, ini juga membantu kami. Selain itu, JNE juga menerapkan prosedur protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat bagi para karyawannya. Kami bekali masker, selalu cek suhu tubuh dan memberikan vitamin juga,” ujarnya.
Lalu, lanjut Feriadi, dengan banyaknya aktivitas pembelian yang dilakukan konsumen secara online, JNE berusaha memaksimalkan produk layanan atau fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan saat ini, misalnya digital payment, friendly logistic, dan sebagainya.
Selain itu, JNE juga banyak menjalin kerja sama dengan para e-commerce atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang sudah masuk dunia digital. Hal tersebut dilakukan agar pengiriman barang menjadi lebih mudah dan bisa cepat diterima oleh konsumen.
“Kami juga melakukan banyak pedekatan ke fisikal store. UMKM kan dulu masuk ke marketplace, terus beralih bikin webstore. Nah kita juga banyak membangun jaringan-jaringan di daerah, sehingga kalau mau kirim barang, bisa lebih mudah. Kami juga terus bikin aplikasi untuk pick up barang, sehingga masyarakat nggak perlu datang ke kantor. Kita bikin semudah itu,” ujarnya.
Baca Juga: Komplain Pengiriman Barang Lama, Jawaban Penjual Online Bikin Ngakak
Peningkatan jasa kurir di masa pandemi diperkuat oleh hasil survei yang dilakukan oleh Inventure.
Sebanyak 69,6 persen responden dari 629 responden menyatakan masih takut berbelanja di pasar tradisional dan 65,9 persen responden mengatakan masih takut berbelanja di ritel modern, meskipun vaksin sudah diproduksi.
Berita Terkait
-
Vaksin Bukan Satu-satunya Solusi Penanganan Covid-19
-
Antisipasi Sebaran Covid-19, KPU Ubah Jadwal Debat Kandidat Pilkada Kepri
-
Mau Makan di Restoran atau Pergi ke Salon? Terapkan Protokol Kesehatan Ini
-
Hari Ini Bioskop di Kota Cirebon Buka Kembali
-
Kasus Covid-19 Menurun, Australia Beli 50 Juta Dosis Vaksin Virus Corona
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lonjakan Penipuan Digital Jadi Alarm, Standar Keamanan Siber Fintech Diperketat
-
Indonesia Kukuhkan Diri Jadi Episentrum Blockchain & Web3 Asia Tenggara
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo