Suara.com - Masyarakat berekonomi menengah ke atas kini menjadi sorotan pemerintah. Mereka dinilai malas membelanjakan uang di tengah pandemi Covid-19, padahal pemerintah sudah menerapkan kebijakan new normal.
"Golongan menengah ke atas spending-nya paling besar di negara ini, dan sebabkan demand clash karena mereka nggak mau keluar, sehingga pemakaian kartu kreditnya tinggal sepersepuluh," kata Wakil Menteri BUMN yang merangkap Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin, dalam acara CEO Networking yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (24/11/2020).
Budi tak salah, pasalnya jika merujuk data Bank Indonesia, pada bulan September 2020 pertumbuhan kredit bank hanya sebesar 0,12 persen secara bulanan. Sebaliknya, laju Dana Pihak Ketiga melejit ke 12,88 persen pada bulan yang sama.
BI mencatat pertumbuhan kredit bank terus melambat dari bulan ke bulan. Pada September kemarin merupakan titik terendah laju kredit bank tahun ini. Sebelumnya, pertumbuhan kredit berada di kisaran 1,04 persen pada Agustus 2020.
Dampaknya, laju pertumbuhan ekonomi tak seperti yang diharapkan oleh pemerintah, dimana pertumbuhannya masih dalam teritori negatif.
Isu kesehatan menjadi alasan utama kelompok menengah ke atas enggan membelanjakan uang, sebab kasus Covid-19 di Tanah Air terus meningkat jumlahnya sehingga ada rasa kekhawatiran.
"Nah ini yang bikin ekonomi nggak gerak, di fase apapun dia juga nggak akan keluar. Masalahnya itu takut isu kesehatan," kata Budi.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Tauhid Ahmad mengungkapkan tahun 2021 ekonomi Indonesia paling maksimal tumbuh hanya 3 persen.
Banyak faktor yang disebutkan Tauhid memicu pertumbuhan hanya tiga persen, salah satunya konsumsi kelas menengah atas yang masih cukup rendah.
Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Hari Ini Jateng Tertinggi, Ini Penjelasan Ganjar
"Tahun depan perekonomian hanya akan tumbuh 3 persen, karena kelompok menengah atas belanjanya masih tertahan akibat pandemi," kata Tauhid dalam diskusi bertajuk Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021 secara virtual, Senin (23/11/2020).
Tauhid menjabarkan selama pandemi Covid-19, jumlah tabungan masyarakat kelas menengah ke atas di perbankan tumbuh pesat sedangkan jumlah kredit turun, ini mengindikasikan bahwa belanja kelompok menengah atas masih jauh dari harapan.
Tauhid menyebutkan pertumbuhan kredit pada tahun depan hanya akan berkisar 5 sampai 6 persen, dimana sebelum adanya pandemi pertumbuhan kredit selalu double digit.
Tag
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025