Suara.com - Harga minyak dunia menguat karena paket bantuan fiskal virus corona Amerika Serikat dan menipisnya persediaan minyak mentah.
Mengutip CNBC, Kamis (31/12/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 0,49 persen menjadi 51,34 dolar AS per barel, dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika, meningkat 0,83 persen menjadi 48,40 dolar AS per barel.
Dolar jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua tahun terhadap euro karena pedagang mata uang mengabaikan penundaan dalam cek stimulus Amerika dan mempertahankan spekulasi bahwa bantuan keuangan tambahan masih mungkin terjadi.
DPR Amerika yang dikuasai Partai Demokrat memilih untuk memenuhi permintaan Presiden Donald Trump guna meningkatkan pembayaran bantuan langsung Covid-19 kepada rakyat Amerika yang terpukul pandemi tersebut menjadi 2.000 dolar AS dari 600 dolar AS.
Saham Asia melemah setelah investor mengambil keuntungan dari reli baru-baru ini, sementara euro tergoda dengan level tertinggi yang tidak terlihat dalam lebih dari dua setengah tahun karena harapan pemulihan ekonomi global secara bertahap.
Harga minyak dapat menguat karena program vaksinasi di seluruh dunia dimulai tahun depan, memungkinkan banyak negara untuk melonggarkan pembatasan pergerakan dan aktivitas bisnis.
Stok minyak mentah Amerika turun 4,8 juta barel pada pekan lalu menjadi sekitar 492,9 juta barel, melebihi ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penarikan 2,6 juta barel, menurut data API.
Dalam jangka pendek, kekhawatiran atas penguncian virus corona cenderung membatasi kenaikan harga minyak.
Varian baru virus corona di Inggris menyebabkan penerapan kembali pembatasan pergerakan, menekan permintaan jangka pendek dan membebani harga, sementara rawat inap dan infeksi melonjak di beberapa bagian Eropa dan Afrika.
Baca Juga: Sebuah Bus Disergap di Kota Ladang Minyak Suriah, 28 Orang Tewas
Permintaan bahan bakar fosil dalam beberapa tahun mendatang dapat tetap melemah bahkan setelah pandemi, karena banyak negara berusaha membatasi emisi untuk memperlambat perubahan iklim.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur