Suara.com - Mahalnya harga kedelai membuat para perajin tahu dan tempe memutuskan untuk mogok produksi. Akibatnya, tahu dan tempe pun seolah menghilang di pasaran.
Namun kekinian, perajin tahu di Kabupaten Lebak, Banten kembali memproduksi setelah tiga hari terakhir melakukan aksi mogok.
"Kami menyiasati produksi diperkecil agar tetap bisa berjualan dan sedikit untung setelah harga kedelai melonjak," kata Herman, seorang perajin tahu di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak ditulis Selasa (5/1/2021).
Harga kedelai di pasar sejak sepekan terakhir yang cukup mahal membuat perajin tahu terpukul dan terpaksa menghentikan produksi agar pemerintah bisa kembali menstabilkan kedelai.
Sebab, jika harga kedelai itu tidak distabilkan dikhawatirkan perajin terancam gulung tikar.
Saat ini, harga kedelai sudah menembus Rp 470 ribu dari sebelumnya Rp 370 ribu/karung seberat 50 kilogram per karung.
"Naiknya cukup tinggi hingga mencapai Rp 100 ribu," katanya menjelaskan.
Ia pun memutar otak agar usahanya berlangsung dan dapat meraup keuntungan dengan memperkecil satuan tahu yang dijual ke konsumen.
Apabila produksi tidak diperkecil dipastikan rugi, karena konsumen cukup keberatan jika harga tahu dinaikkan.
Baca Juga: Keluh Kesah Produsen Tahu Tempe, Dilema Kurangi Ukuran hingga Naikkan Harga
"Kami bingung jika tidak diperkecil ukurannya dipastikan gulung tikar," katanya.
Begitu juga Soleh (55) seorang warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan kini mengurangi penjualan yang awalnya satu kemasan dengan isi sebanyak 10 satuan tahu.
Namun, kini dikurangi menjadi 8 satuan dengan harga jual sebesar Rp 10 ribu.
Selama ini, harga kedelai sebagai bahan baku tahu sudah melonjak yang awalnya Rp 7.500 per kilogram kini harganya menjadi Rp 9.000/kilogram.
"Kami yakin harga kedelai impor tidak akan menurun sehubungan pandemi COVID-19 itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Dedi Rahmat mengajak perajin tahu dan tempe agar tetap bertahan untuk memproduksi usaha karena kenaikan kedelai tersebut tidak berlangsung lama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Pertamina Bawa Pulang Minyak Mentah Hasil Ngebor di Aljazair
-
OJK Beberkan Update Kasus Gagal Bayar P2P Akseleran
-
Relokasi Rampung, PLTG Tanjung Selor Berkapasitas 20 Mw Mulai Beroperasi
-
Pusing! Pedagang Lapor Harga Pangan Melonjak di Nataru, Cabai Rawit Tembus Rp 80.000/Kg
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis
-
Apresiasi Ferry Irwandi, IKAPPI Usul Skema Distribusi Masif untuk Tekan Harga Pangan
-
Awas! Ada 4 Bakteri Berbahaya di Bawang Bombai Ilegal
-
Danantara Guyur Pinjaman Rp 2 Triliun ke BTN, Buat Apa?
-
Maknai Natal 2025, BRI Peduli Wujudkan Kepedulian Melalui Penyaluran Puluhan Ribu Paket Sembako
-
Transformasi Makin Cepat, Potensi Ekonomi Digital Bisa Tembus 360 Miliar Dolar AS