Suara.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meminta masyarakat mengerti dengan kenaikan harga komoditas kedelai akhir-akhir ini. Menurut dia sebagai negara importir kedelai naik turunnya harga sangat bergantung dari pasokan luar negeri.
"Jadi bapak dan ibu ini adalah suatu keniscayaan yang memang harus kita pahami, karena Indonesia tidak mempunyai kacang kedelai yang cukup, karena 90 persen adalah impor. Kita harus bisa mengerti kenaikan harga tersebut," kata Lutfi dalam konfrensi pers secara virtual, Senin (11/1/2021).
Lutfi pun menjelaskan ada beberapa faktor mengapa harga kedelai meroket terus. Pertama permintaan global akan kedelai sangat tinggi tapi tak diikuti dengan pasokan yang memadai.
Dia mengatakan negara-negara produsen kedelai utama dunia di daerah Amerika Latin saat ini sedang mengalami cuaca ekstrim La-Nina, sehingga produktivitas mereka terganggu.
"Ada gangguan cuaca La Nina di Latin Amerika yang menyebabkan basah di Brazil dan Argentina, yang kedua diperparah dengan Argentina yang mengalami aksi mogok," paparnya.
Dengan situasi ini dirinya pun bilang harga kedelai saat ini berada pada level tertingginya selama 6 tahun.
"Jadi bapak dan ibu, sekarang ini harga kedelai itu 13 dolar AS per rumpumnya, dan ini adalah harga tertinggi dalam 6 tahun terakhir," katanya.
Tak hanya itu kata dia permintaan kedelai dari China juga meroket tajam untuk industri pakan ternak, khususnya babi. Dia menjelaskan pada tahun 2019-2020 yang lalu, China mengalami wabah flu babi. Flu babi ini menyerang ternak, namun sekarang wabah tersebut sudah hilang sehingga para peternak mulai kembali melakukan aktivitas beternaknya.
"Jadi hari ini mereka memulai ternak babi itu lagi dengan jumlah sekitar 470 juta yang tadinya makanannya tidak diatur, hari ini makanannya diatur, karena makanannya diatur tiba-tiba karena babi ini yang besar ini hampir mengkaliduakan permintaan kedelai dari China kepada Amerika Serikat dalam kurun waktu yang singkat. Jadi dari 15 juta biasanya permintaan disana naik menjadi 28 juta permintaan. Ini menyebabkan harga yang tinggi," paparnya.
Baca Juga: Klaster Covid Bermunculan, Mendagri Sebut Perkantoran Bisa WFH 100 Persen
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Neo Pinjam: Bunga, Biaya Admin, Syarat, Tenor, Kelebihan dan Kekurangan
-
Sertifikat Tanah Ganda Paling Banyak Keluaran 1961 Hingga 1997, Apa Solusinya?
-
Optimalkan Nilai Tambah dan Manfaat, MIND ID Perkuat Tata Kelola Produksi serta Penjualan
-
Kasus Sertifikat Tanah Ganda Merajalela, Menteri Nusron Ungkap Penyebabnya
-
3 Altcoin Diprediksi Bakal Meroket Pasca Penguatan Harga Bitcoin US$ 105.000
-
MEDC Mau Ekspor Listrik ke Singapura
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal