Suara.com - Food estate di kawasan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, panen raya sekitar pekan depan. Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo optimistis, panen berjalan lancar.
“Dari yang sedang direncanakan, kami optimistis bisa melaksanakan panen dengan baik,” ujarnya, saat menghadiri Rapat Kerja DPR RI di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (8/2/2021) siang.
Pengembangan food estate di Kalimantan Tengah direncanakan pada lahan seluas 30 ribu hektare. Khusus untuk Kabupaten Pulang Pisau, areal yang sudah ada seluas 10 ribu hektare.
Hingga saat ini telah dilaksanakan olah tanah seluas 9.837 hektare, dan yang sudah ditanam seluas 8.838 hektare.
Syahrul menyebut, food estate Kalteng berbeda dengan kawasan lain seperti Aceh maupun Jawa. Mayoritas kawasan food estate berupa lahan rawa, sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaannya.
Syahrul membantah jika program ini disebut gagal.
“Mana bisa disebut gagal, kalau panen saja baru mau dimulai,” tegasnya.
Di depan anggota Komisi IV DPR RI, Syahrul berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan food estate sebagai upaya memenuhi cadangan pangan nasional. Food and Agriculture Organization (FAO) pada awal pandemi mengingatkan potensi krisis pangan yang bisa melanda dunia.
“Kita memang akan terus melakukan tambahan-tambahan untuk terus membenahi apa yang ada di sana. Food estate bisa menjadi jawaban, sehingga cadangan kita bisa terpenuhi,” sebut Syahrul.
Baca Juga: Penilaian BPS terhadap Pertanian Positif, Kementan : Ini karena Petani
Food estate dikembangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bersama sejumlah kementerian/lembaga lain berbasis korporasi pertanian. Dengan konsep ini, pemerintah bisa lebih mudah memfasilitasi bantuan pembiayaan maupun memasifkan mekanisasi.
“Kalau kita korporasikan, kita bisa melakukan intervensi KUR (kredit usaha rakyat). Di sini tidak single commodity, tapi kita juga bawa komoditas perkebunan dan hortikultura,” ungkap Syahrul.
Berita Terkait
-
DPR Minta Realokasi Anggaran Kementan Fokus untuk Produksi Petani
-
Pakar : Kini Waktu Tepat untuk Arahkan Kebijakan Ekonomi ke Arah Pertanian
-
Kartu Tani Dinilai Jadi Kebijakan Tepat untuk Tingkatkan Kesejahteraan
-
Kementan Berduka, Winarno Tohir Tokoh Petani Indonesia Wafat
-
Penilaian BPS terhadap Pertanian Positif, Kementan : Ini karena Petani
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Booming Perumahan 2025-2029: Prabowo Genjot Subsidi, Apa Saja Dampaknya?
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima
-
BRI Buka Akses Global untuk UMKM di Halal Indo 2025
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Purbaya Ngotot Sidak Acak Rokok Ilegal di Jalur Hijau: Kalau Ketahuan, Awas!
-
Program Magang Nasional Dibuka 15 Oktober, Pemerintah Jamin Gaji UMP
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Dari Meja Makan ke Aksi Nyata: Wujudkan Indonesia Bebas Boros Pangan
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan