Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, keadaan perekonomian Indonesia yang anjlok karena pandemi covid-19 masih dalam level sedang atau moderat
Ia menyebut, banyak negara yang justru perekonomiannya lebih parah dibandingkan Indonesia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini membandingkan dari sisi defisit APBN 2020 Indonesia yang masih di bawah 10 persen, sedangkan terdapat negara yang defisitnya di atas 10 persen.
"Perekonomian Indonesia relatif moderat kontraksi dan defisit APBN 6 persen relatif lebih kecil dibandingkan negara lain deifsit hingga di atas 10 persen. Amerika Serikat mendekati 15 persen, Perancis 10,8 persen," ujar Sri Mulyani dalam Rapim TNI-Polri secara virtual, Senin (15/2/2021).
Artinya, kata Sri Mulyani, dalam setahun pandemi covid-19, utang negara-negara seperti AS dan Perancis melonjak hingga melebihi 10 persen. Sementara utang negara Indonesia tetap bisa terjaga di kisaran 6 persen.
Namun, Sri Mulyani tak memungkiri semua negara mengalami tekanan dan dampak luar biasa akibat pandemi covid-19.
"Bisa juga diartikan, defisit APBN karena ada tambahan dari utang publik," kata dia.
Kemudian, Sri Mulyani yang akrab disapa Ani ini juga membandingkan dari sisi utang pemerintah, yang mana Indonesia masih dalam batas aman yaitu 38,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)
Sementara, lanjutnya, negara-negara maju justru utang pemerintahnya melampaui nilai PDB, semisal AS sebesar 133 persen dari PDB; Perancis 118 persen dari PDB; hingga China mencapai 66 persen dari PDB.
Baca Juga: Mengatasi Kelelahan Mental dan Fisik Akibat Pandemi
"Namun dibandingkan negara-negara di Asean seperti Malaysia yang mencapai 66 persen dari GDP, Singapura 131 persen, Filipina 48 persen, Thailand 55 persen Indonesia masih relatif dalam cukup hati-hati dan prudent," ucap dia.
Sri Mulyani menambahkan, kondisi ini menjadi bekal bagi pemerintah untuk bisa membangunkan kembali perekonomian yang tidur akibat pandemi covid-19.
Berita Terkait
-
Mengatasi Kelelahan Mental dan Fisik Akibat Pandemi
-
Keluarga Pemulung di Tangsel: Lebih Takut Kelaparan Daripada Kena Covid-19
-
9 Orang Positif Covid-19, Pengadilan Negeri Kota Jogja Tunda Puluhan Sidang
-
Komisi IX Apresiasi Duta Wisata Covid-19 di Sulawesi Selatan
-
BKSAP DPR Bakal Terus Promosikan Wisata Indonesia di Kancah Internasional
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Neraca Dagang Surplus Terus Selama 64 Bulan, Bank Indonesia : Ekonomi Indonesia Makin Kuat
-
Pergerakan IHSG Hari Ini: Pasar Diuji, Faktor-faktor Ini Mungkin Jadi Penentu
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Subholding Gas Pertamina Integrasikan Energi Bersih dengan Pembangunan Desa Berkelanjutan
-
Hendi Prio Santoso dan Kontroversinya, Pernah Tunjuk Diri Sendiri Jadi Wakil Komisaris
-
Menko Muhaimin Tegaskan Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan, Dengar Aspirasi Pekerja Kreatif di NTT
-
Cek NI PPPK di Mola BKN Terkendala Error? Ini Solusinya
-
Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini