Suara.com - Ekspor merupakan salah satu komponen Produk Domestik Bruto (PDB) yang dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Kementerian Perdagangan memiliki lima strategi untuk mendorong ekspor tersebut.
Kelima strategi tersebut yaitu pertama memelihara pasar ekspor dan produk utama. Kedua, fokus pada usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor.
Ketiga, melakukan penetrasi pasar nontradisional. Keempat, memanfaatkan perjanjian dagang.
Kelima, reformasi regulasi, khususnya turunan Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker).
Produk utama dan pasar utama ekspor Indonesia harus terus dijaga karena memiliki kontribusi yang cukup besar.
Dari 10 negara utama tujuan ekspor memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total ekspor Indonesia.
Sementara dari 10 produk ekspor utama Indonesia, memberikan kontribusi sebesar 60 persen dari total produk ekspor Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan mengatakan, untuk penetrasi pasar nontradisional, peran emerging market akan semakin besar.
Baca Juga: Daya Beli Masih Lesu, Bagaimana Harga Bahan Pokok Jelang Ramadan?
Negara-negara emerging market akan berkontribusi sekitar 71 persen dari ekonomi dunia dan 51 persen berada di kawasan Asia.
“Selain Asia, Afrika menjadi salah satu penyumbang komoditas primer yang harganya akan tinggi. Artinya, akan ada persaingan untuk mendapatkan komoditas primer di kawasan Asia dan Afrika sebagai bahan baku untuk diproduksi menjadi barang jadi oleh negara-negara emerging market,” jelasnya dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan secara virtual, Jumat (5/3/2021).
Kasan melanjutkan, penetrasi pasar melalui kota-kota besar di pasar ekspor nontradisional juga menjadi perhatian. Kota-kota di kawasan negara emerging market berpotensi besar untuk terus tumbuh perekonomiannya.
Dengan memanfaatkan perjanjian dagang yang sudah dimiliki Indonesia, kota-kota besar di kawasan Asia dan Afrika akan berkontribusi besar untuk masuknya produk-produk dari negara lain, termasuk Indonesia.
Untuk UKM berorientasi ekspor, Kasan menjelaskan, Kemendag memiliki program 1.500 UKM ekspor.
Pada 2020, berdasarkan data Kemendag, UKM ekspor Indonesia mencapai 83 persen atau sekitar 12 ribu dari eksportir nasional. Namun, kontribusinya hanya 4 persen dari total ekspor nasional. UKM tersebut sebagian besar berada di pulau Jawa.
Berita Terkait
-
Daya Beli Masih Lesu, Bagaimana Harga Bahan Pokok Jelang Ramadan?
-
Jumat Keramat, Iis Rosita Diperiksa KPK Terkait Kasus Suami Edhy Prabowo
-
Jokowi Ungkap 90 Persen Pelaku Ekspor Indonesia UMKM
-
Mendag Tegaskan Indonesia Sudah Tak Lagi Ekspor Barang Mentah
-
Perintah Presiden Jokowi: Brand Luar Negeri Geser ke Tempat Tak Strategis
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
ASN Bolos, Hak Pensiun Langsung Hilang
-
Aset Kripto Masuk Jurang Merah, Tekanan Jual Bitcoin Sentuh Level Terendah 6 Bulan
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
-
Prabowo Panggil Dasco 2 Kali Sepekan: Urusan Perut Rakyat Jadi Taruhan
-
Bos OJK: Ada Tiga Cara Perkuat Pasar Modal Indonesia, Ini Kuncinya
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi Jumat, Cermati Saham-saham Ini
-
Alasan Menkeu Purbaya Ngotot Gali Pajak dari Ekspor Emas
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Pengusaha Warteg Khawatir Omzet Anjlok Gegara Kebijakan Ini