Suara.com - Posisi harga minyak bertahan di level 67 dolar AS per barel pada perdagangan akhir pekan lalu dan menuju ke penguatan mingguan seiring prospek permintaan yang lebih kuat dan sinyal pemulihan ekonomi di China dan AS mengimbangi naiknya kasus infeks virus corona di beberapa negara.
Mengutip CNBC, Senin (19/4/2021) minyak Brent turun 0,24 persen ke harga 66,77 dolar AS per barel. Brent menuju kenaikan mingguan 6,2 persen setelah naik dalam empat sesi terakhir. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,52 persen menetap di harga 63,13 dolar AS per barel.
PDB China kuartal I melonjak 18,3 persen (YoY), demikian menurut data yang dirilis hari Jumat pekan ini. Pada hari Kamis angka penjualan ritel dan klaim pengangguran di USA jua membaik.
"Mengingat membaiknya prospek ekonomi 2 negara terbesar dunia, ada sedikit peluang untuk memadamkan perasaan khawatir dalam jangka pendek," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.
Sementara itu, sanksi baru AS yang dijatuhkan pada Rusia, salah satu produsen minyak utama dunia, atas dugaan campur tangan pemilu dan peretasan juga dapat mendukung harga.
"Meskipun tidak mempengaruhi sektor minyak secara langsung, hal itu dapat menyebabkan biaya pembiayaan yang lebih tinggi dan ketidakpastian umum dalam perdagangan dengan Rusia," kata Eugen Weinberg dari Commerzbank.
Membantu reli minggu ini, Badan Energi Internasional dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak ( OPEC ) sama-sama membuat revisi naik pada perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun 2021.
Harapan permintaan mengimbangi kekhawatiran tentang meningkatnya kasus virus corona di negara-negara besar lainnya. Tingkat infeksi India mencapai rekor tertinggi. Sementara kanselir Jerman pada hari Jumat mengatakan gelombang ketiga virus telah menguasai negara itu.
Minyak telah pulih dari posisi terendah yang disebabkan pandemi tahun lalu, dibantu oleh rekor pemotongan produksi minyak oleh OPEC dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +.
Baca Juga: Banyak Negara Mulai Pulih dari Corona, Harga Minyak Dunia Menguat
Kebijakan pemotongan produksi OPEC + akan dikurangi mulai Mei dan grup tersebut bertemu pada 28 April untuk mempertimbangkan perubahan lebih lanjut pada pakta pasokan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar