Suara.com - Kebutuhan asuransi jiwa di kalangan kaum milenial terus meningkat. Untuk memenuhinya, diperlukan produk dan layanan asuransi sesuai dengan karakteristik generasi muda saat ini yang menginginkan semua hal bisa dilakukan secara cepat dan digital.
Produk dan layanan cepat serta digital ini, sudah dimiliki salah satunya oleh BRI Life. Anak perusahaan BRI ini, berupaya mendorong generasi muda untuk mulai mempersiapkan masa depan, dengan salah satunya membangun kesadaran untuk menggunakan produk asuransi kesehatan sejak dini.
Pada program Ramadan BRI Cuap-Cuap Cuan Berkah beberapa waktu lalu, Direktur Utama BRI Life, Iwan Pasila mengatakan, kebutuhan generasi milenial mengubah strategi perseroan terkait dengan pelayanan nasabah. Keberadaan generasi muda membuat BRI Life sadar bahwa transformasi digital serta pelayanan yang cepat merupakan kunci untuk memenangkan persaingan di industri asuransi nasional ke depannya.
"Nah ini yang kita coba terus dikembangkan supaya teman-teman dimudahkan. Memang unsur akurasi dari klaim itu kita sangat berharap ketika teman-teman mau mengklaim, sudah disertai dengan dokumen-dokumen pendukung sehingga pelayanan pun bisa cepat," kata Iwan.
Saat ini, BRI Life telah memperluas kerjasama dengan berbagai layanan penyedia jasa kesehatan dan rumah sakit. Kerjasama ini membuat integrasi data nasabah BRI Life dan pasien di rumah sakit bisa dilakukan secara cepat. Dengan adanya integrasi data, maka verifikasi identitas nasabah BRI Life bisa dilakukan lebih cepat, dan berujung pada semakin mudahnya proses klaim asuransi yang harus ditempuh pengguna jasa perusahaan.
Menurut Iwan, asuransi kesehatan dan penyakit kritis saat ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi masyarakat untuk menjamin masa depannya. Alasannya, asuransi penyakit kritis memberikan jaminan proteksi terhadap masyarakat jika sewaktu-waktu membutuhkan pengobatan berbiaya mahal.
Karena urgensinya tersebut, maka saat ini BRI Life tengah gencar mendorong agar generasi muda mulai membiasakan diri menyisihkan pendapatan demi tabungan kesehatannya sendiri. Sebagai perusahaan asuransi, BRI Life saat ini memiliki produk dengan premi terjangkau namun menawarkan proteksi maksimal. Produk ini bisa menjadi solusi bagi generasi muda yang kerap sulit menyisihkan pendapatannya.
Iwan menambahkan, BRI life menawarkan premi yang cukup terjangkau sehingga membuat permintaan asuransi bisa meningkat. Misalnya produk Lentera di mana pemegang polis cukup membayar selama 5 tahun, tetapi jangka waktu pertanggungan (untuk perlindungan penyakit kritis) dapat mencapai sampai 8 tahun.
“Jadi teman-teman milenial bisa mencoba menyisihkan pendapatannya untuk membayar premi setiap bulan. Preminya sangat bervariasi dan sangat murah, mulai dari sekitar Rp150 ribu sampai sekitar Rp450 ribu per bulan,” ungkapnya.
Baca Juga: Studi Ungkap Pentingnya Dukungan Kesehatan Jiwa Bagi Perawat Saat Pandemi
BRI Life juga menjamin setiap produknya memberi kepastian pengembalian premi sebesar 110 persen di akhir masa tanggungan, apabila selama itu nasabah terkait tidak pernah menggunakan fasilitas asuransi.
“Kebutuhan asuransi ini semakin meningkat terutama masa pandemi. Kita melihat cukup banyak permintaan apalagi dengan premi yang cukup terjangkau ini membuat permintaan asuransi meningkat. Di kami sendiri, sampai akhir triwulan pertama dari sisi jumlah peserta meningkat dengan baik. Jadi memang yang perlu dilakukan oleh teman-teman milenial ini adalah dengan mulai mempersiapkan masa depan, khususnya dengan cara mulai disiplin untuk menabung, terutama menabung untuk proteksi kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tutupnya.
Hingga akhir Desember 2020 tercatat BRI Life telah melayani lebih dari 9,2 juta nasabah melalui program-program asuransi unggulan yang bermanfaat dan menguntungkan. BRI Life juga didukung dengan beragam produk asuransi BRI Life yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, meliputi produk: AJK, Individu, Korporasi, Syariah, Bancassurance dan Mikro.
Berita Terkait
-
Agar Sukses Sejak Awal, Ini Tips BRI bagi Para Pelaku UMKM
-
Jenis-jenis Asuransi Jiwa dan Siapa Saja yang Perlu Memilikinya
-
Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
-
Masih Lajang, Sebaiknya Pilih Asuransi Kesehatan atau Asuransi Jiwa?
-
Lebih Suka Traveling, Pasangan Milenial Malas Ikut Asuransi Jiwa
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
Terkini
-
Salah Paham Produk Vape Bikin Industri Tembakau Alternatif Terancam
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Pahitnya Ekonomi RI: Lesunya Konsumsi Rumah Tangga Imbas Cari Pekerjaan Sulit
-
Alasan BI Turunkan Suku Bunga Acuan 4,75 Persen
-
Saham-saham Emiten Erick Thohir Meroket Setelah Dilantik Jadi Menpora
-
IHSG Ditutup Tembus Level 8.025 Setelah Prabowo Reshuffle Kabinet
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Digeser Jadi Menpora, Daftar Gebrakan Erick Thohir Saat Jabat Menteri BUMN
-
Ribuan Triliun Kredit Nganggur di Bank, OJK Bilang Bagus
-
Didik Kritik Penempatan Dana Rp200 T di Bank Himbara, Menkeu Purbaya: Dia Harus Belajar Lagi Ya!