Suara.com - Lis Apriyanti (31) adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang berdomisili di kelurahan Penatoi, Kecamatan Punda, Kota Bima yang saat ini tinggal bersama orang tuanya. Lis Apriyanti yang biasa disapa Lis ini merasa sangat bersyukur karena telah merasakan manfaat adanya Program JKN-KIS.
Lis mengatakan, awal mula dirinya merasakan manfaat Program JKN-KIS adalah ketika memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat dirinya terdaftar saat terkena alergi karena cuaca dingin. Lis pun mengungkapkan tidak perlu mengantri atau menunggu lama saat berobat di fasilitas kesehatan dan pelayanannya pun sangat ramah serta memuaskan.
“Sampai saya diberikan obat dan alhamdulillah obat yang diberikan dokter dalam sehari alergi saya sudah hilang,” ungkap Lis.
Manfaat Program JKN-KIS tidak hanya dirasakan oleh Lis sendiri, namun manfaat yang sangat besar juga dirasakan sang ibu yang merupakan pensiunan PNS, saat harus keluar masuk rumah sakit, kala itu mengidap penyakit komplikasi hypertensi, jantung dan lambung.
“Selain almarhum ibu saya yang telah memanfaatkan JKN-KIS, ayah saya pun hingga saat ini juga rutin berobat menggunakan JKN-KIS. Begitu besar manfaat JKN-KIS sangat membantu keluarga kami, karena kami tidak perlu khawatir lagi akan biaya pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan,” ujarnya sambil tersenyum.
Lis sendiri pun memberikan apresiasi atas pelayanan yang telah ia dan orang tuanya dapatkan. Semua pelayanan ataupun fasilitas yang diperoleh sangat memuaskan. Lis menyadari akan pentingnya Program JKN-KIS ini dan mengimbau agar masyarakat yang belum menjadi peserta JKN-KIS agar segera mendaftarkan diri beserta keluarga sebelum sakit.
“Sekarang ini kondisi ayah saya berangsur membaik berkat pengobatan yang rutin dilakukannya tentunya. Hal ini tidak akan terwujud apabila ayah saya tidak menjadi peserta JKN-KIS. Saya dan orang tua saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pemerintah yang telah menyelenggarakan program ini, semoga program JKN-KIS terus berlanjut dan tetap memberikan pelayanan yang terbaik,” tutup Lis.
Berita Terkait
-
Sumini, Korban PHK Peserta JKN-KIS: Saya sangat Berterima Kasih
-
Target UHC, BPJS Kesehatan Bidik Koperasi dan UMKM Jadi Peserta JKN-KIS
-
Dukcapil Siap Dukung Pemanfaatan Face Recognition bagi Peserta JKN-KIS
-
Jalin Sinergi, BPJS Kesehatan dan Polri Optimalkan Mutu Layanan JKN-KIS
-
Lampaui Target RPJMN 2024, Cakupan Kepesertaan JKN-KIS Jakarta Capai 98%
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
Terkini
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani